****
“ aku tau kalau kau marah, tapi aku juga marah. Kau tau kan
aku tidak bisa melihat wanita menangis. Kemarin kau membuat Ha Na menangis,
kalau kau lakukan itu lagi maka aku akan membunuhmu..” canda Robin di kalimat
terakhir.
“ kalau kau mau membatalkan kontrak itu lagi, maka aku akan
memberitahukan identitasku sebenarnya pada Ha Na.” ancam Robin.
Hal tersebut membuat Seo Jin kehilangan akal sehat, ia
keluar dari ruangan video conference dan membanting barang- barang yang ada dir
tempat yoganya.
Kemarahan Seo Jin dihentikan oleh sekretarisnya,
sekretarisnya pun menyarankan Seo Jin untuk kembali ke “ aturan lama” Robin dan
Seo Jin.
Apakah aturan lama itu?
Jang Ha Na yang sudah mulai tinggal di rumah Seo Jin mencari
keberadaan si empunya rumah.
Saat mencari Seo Jin, Ha Na hampir saja menemukan ruangan
rahasia di ruangan yoga. Seo Jin menarik Ha Na dari sana dan menjelaskan
peraturan selama Ha Na tinggal di rumahnya.
“ kau akan bersikap seperti hantu di rumah ini. hantu tidak
bisa dilihat dan tidak bisa didengar, kau tidak boleh menyentuh apapun yang
bukan milikmu.”
*kalo hantu, bisa muncul di mimpi kamuh sesuka hati juga
dong ya? Bhakakakakakakakak*
Ha Na bingung dengan sikap Seo Jin itu, padahal di kontrak
yang Ha Na pegang, jelas- jelas Seo Jin menulis bagi Ha Na untuk tinggal
seperti di rumah sendiri, dalam kontrak itu bahkan banyak emoticon lucu yang
digambar.
Seo Jin emosi melihat alaynya Robin, “ Robin.. jjebal!!!”
Saat berusaha menarik kontrak itu dari Ha Na, Ha Na terjatuh
dan mendarat di pelukan Seo Jin.
“ sudah kubilang jangan menempatkan dirimu dalam bahaya.
Jangan ceroboh dan jangan sakit, jangan lakukan di depanku. Itu bukan tentang
dirimu, tapi demi kebaikanku. Aku tidak peduli kalau kau sakit atau mati,
asalkan jangan lakukan itu di depanku.”
Wkwkwkwkwk..
****
Ha Na bingung dengan sikap Seo Jin yang sering berubah- ubah
sejak mereka kenal,
“ sebenarnya apa maumu sih?”
Akhirnya “ aturan lama” itu terungkap. Seo Jin membuat video
untuk Robin dan mengatakan bahwa mereka akan kembali ke aturan lama untuk
beberapa saat.
Pagi hingga malam ialah waktu Seo Jin, malam hingga pagi
adalah waktu Robin.
* aku baru tau kalo bisa diatur gitu ya.. hmm..*
Sementara Ryu Seung Yeon masih kepo dengan foto Robin dengan
Woo Jung. Ia meminta seseorang membuntuti Seo Jin.
Malam pukul 8, Robin is coming back. Ia bangun dari
tidurnya, melihat ada kunci rumah yang sudah disiapkan Seo Jin.
Robin senang sekali karena diberikan kebebasan lebih oleh
Seo Jin. Ia segera mengganti bajunya dengan hoodie yang lucu banget, hehe..
Di rumah Robin, ada bayangan Seo Jin yang ngomel- ngomel
padanya.
“ pakai hapemu sendiri, jangan gunakan hapeku untuk
menghubungi orang lain. Kepribadian kita bisa berganti kalau salah satu dari
kita kehilangan kesadaran, berusahalah untuk menepati waktu yang sudah kita
sepakati” kata Seo Jin.
“ okay!” balas Robin ceria. He does not really care, haha.
Saat Robin hendak keluar dengan mobilnya, ia melihat Ha Na
hendak keluar dengan payungnya di tengah hujan salju.
Robin mengikuti Ha Na dari belakang, memperhatikan langkah
Ha Na. di belakang mereka ada suruhan direktur Ryu yang mengikuti mereka
berdua.
Ha Na merasa ada yang mengikutinya, ia menyangka bahwa itu
adalah penjahat yang selama ini mengincarnya dan beberapa kali mencoba
mencelakainya.
Robin melihat Ha Na berhenti berjalan, ia bermaksud
mengagetkan Ha Na dengan menutup wajahnya dengan jaket.
Ha Na kaget setengah mati, ia langsung menutup payungnya dan
memukuli Robin.
Robin mengerang dan bilang bahwa itu dirinya, tau bahwa yang
dipukulnya adalah Robin, Ha Na berhenti memukul dan menangis.
“ apakah aku benar- benar menakutimu? Maafkan aku..” Robin
nampak merasa sangat bersalah.
“ aku pikir kau penjahat..” Ha Na menangis tersedu.
Ha Na memandang Robin yang merasa bersalah, ia melihat bahwa
dahi Robin berdarah karena dipukul olehnya, tapi Robin tidak peduli dan terus
meminta maaf pada Ha Na karena sudah menakutinya..
Aww.. such a sweet guy :D
****
Ha Na mengobati luka Robin, di kamar Ha Na, Robin melihat
buku sketsa milik Ha Na, ia mengejek bahwa gambar Ha Na jelek sekali.
Mendengar itu, Ha Na menawarkan Robin untuk menjadi pelukis
konsep sirkusnya, Robin pun menyetujui dengan penghasilan yang sudah
disepakati, hehe..
Robin mengajak Ha Na ke café Woo Jung dan ayahnya, disana Ha
Na tau bahwa Robin adalah seorang kartunis andal.
Woo Jung datang dan langsung memeluk Robin yang sudah lima
tahun tidak ditemuinya, ia marah besar karena selama ini Robin tidak pernah
menghubunginya.
Robin ngobrol- ngobrol dengan ayah Woo Jung, sama seperti Ha
Na, Woo Jung dan ayahnya juga tau bahwa Robin adalah saudara kembar Seo Jin.
Woo Jung nampak tidak senang dengan Ha Na yang nampak dekat
dengan Robin, mereka berempat minum bersama hingga Ha Na mabuk.
Besok paginya, Seo Jin terbangun dengan perutnya yang terasa
sakit, ia tidak tau perutnya habis dipake minum sama Robin semalem.. hehe..
Sementara Ha Na juga bangun dan teringat apa yang terjadi
semalam. Di ujung tempat tidurnya, ada sketsa yang sudah digambar oleh Robin
dalam waktu semalam.
Sat itu juga ia ingat bagaimana ia masuk ke kamar semalam,
ia tidak mau digendong oleh Robin. Ha Na pun merangkak naik ke tangga,
hahahaha..
Di dalam Mobil, Seo Jin menanyakan kenapa perutnya terasa
aneh begini.
Sopirnya menjawab bahwa kemarin ia minum,
“ dengan siapa?”
“ dengan nona Jang Ha Na..” Seo Jin kembali mengumpat alter
egonya, haha..
Ha Na masuk ke dalam mobil bersama Seo Jin untuk menjalani
terapi di kantor Tae Joo.
Sampai disana, Ha Na kembali di terapi, akan tetapi belum
juga berhasil.
“ bukannya aku tidak percaya padamu, tapi aku tidak percaya
pada diriku sendiri. oleh karena itu, aku mohon percayalah padaku..”
Saat di rumah sakit, Ha Na melihat penjahat itu, namanya
ternyata Ahn Sung Goon. Ia adalah seorang teknisi CT Scan.
Ha Na merasa ia mengenali orang itu, hanya saja ia tidak tau
dimana ia melihatnya. Saat di lift mau pulang, Sung Goon memperhatikan Ha Na
dengan tatapan jahat.
****
Malam kembali datang, Ha Na dan Robin berniat pergi ke suatu
tempat untuk melakukan workshop sirkusnya bersama dengan staff lainnya.
Saat di jalan, Robin menyadari bahwa ada yang mengikuti
mereka, ia berhasil menghindar dan meminta Ha Na untuk memberi tau Seo Jin
tentang ini.
Lepas dari mobil itu, lagi- lagi penjahat itu mencoba
mencelakai Ha Na,
Sung Goon memacu truk yang dikendarainya agar menabrak mobil
Robin.
Robin berhasil menghindar lagi dan membuat Sung Goon
terjebak di selokan bersama dengan truk yang dibawanya.
Akan tetapi setelah menghindar, Robin kehilangan konsentrasi
dan menabrak batu besar di depannya.
Tidak ada yang terjadi, hanya saja mobilnya mogok dan Ha Na
pingsan.
Robin segera membawa Ha Na ke rumah sakit untuk diperiksa,
akan tetapi saat di rumah sakit, Robin juga ikut pingsan.
Saat terbangun, tentu itu bukan lagi Robin,tetapi Seo Jin.
*kalau pingsan atau kehilangan kesadaran seperti mabuk, maka
kepribadian mereka bisa tertukar lagi.*
Seo Jin kaget dan tidak tau dia ada dimana, apalagi melihat
Ha Na di sampingnya.
“ Robin, apa kau baik- baik saja?”
“ Robin?” tanya Seo Jin dalam hati.
Seo Jin akhirnya tau bahwa ia dan Ha Na beserta staff
lainnya ada di JeongSeon.
“ Robin, beraninya kau pergi sejauh ini!!” dalam hati Seo
Jin.
Dengan penuh emosi Seo Jin menelpon sekretarisnya, awalnya
sekretarisnya tidak percaya bahwa itu Seo Jin karena itu adalah jam untuk
Robin, haha..
“ sepertinya direktur harus tinggal disana selama semalam,
polisi tidak bisa mencapai daerah itu karena badai salju.”
“ apa?” Seo Jin shock, ia harus acting jadi Robin.
“ hanya satu malam saja, bertahanlah..” kata sekretarisnya.
“ apa yang harus aku lakukan?”
“ tersenyumlah..”
Hahahahahaha, it looks easy, but hard to do for Seo Jin
who’s really cold.
Seo Jin berusaha menjadi Robin di depan Ha Na, meski itu
untuk senyum yang sangat dipaksakan, hehe.
“ tinggallah bersama kami, rumah kami dekat sini..” kata
staff sirkus Ha Na. seo Jin mau tidak mau ikut.
****
Tempat menginap mereka benar- benar membuat Seo Jin tidak
nyaman, tapi mau tidak mau dia harus tetap disana hingga pagi.
Ada kandang ternak yang berisi kambing, anjing, bahkan babi.
Seo Jin benar- benar kewalahan dibuatnya, melihat itu Ha Na malah mentertawakan
Seo Jin yang dikira Robin.
Seo Jin minta Ha Na untuk menemaninya ke toilet, karena dia
takut sama gelap.
Melihat toiletnya, Seo Jin terkejut karena jelek banget.
*kaya toiletku jaman KKN.. haha*
Seo Jin meminta Ha Na untuk tetap diluar dan jangan
meninggalkan dia, Ha Na yang tau Seo Jiin takut malah menyanyikan lagu- lagu
seram pada Seo Jin. Semacem lagu lingsir wengi kalo di sini, wkwkwkwk..
Setelah keluar dari toilet, Ha Na menggandeng tangan Seo
Jin, meski kaget akan tetapi Seo Jin membiarkan hal itu terjadi.
Saat para staf sedang berkumpul, Ha Na meminta Seo Jin untuk
menggambar sketsa untuk konsep sirkus.
Seo Jin jelas tidak bisa menggambar, tapi karena ia tidak
boleh ketauan, akhirnya dia ngeles dan bilang bahwa dia tidak bisa menggambar
sambil diliatin dan pergi ke kamar untuk menyendiri.
Di dalam kamar, Seo Jin menelpon sekretarisnya, “ apa aku
bisa minum alcohol? Bagaimana toleransiku?”
“ kau tidak pernah minum, jadi aku tidak tau direktur,”
“ bagaimana dengan Robin?”
“ Robin? Dia peminum handal..”
Baiklah, Robin adalah kebalikanku. Kalau dia bisa minum,
berarti aku peminum lemah. Keluarlah sekarang Robin.
Batin Seo Jin.
Seo Jin kembali bergabung dengan rombongan di meja yang
penuh dengan soju. Ia minum dan berharap ia mabuk lalu tertidur.
Akan tetapi diluar dugaan, karena Seo Jin ternyata memiliki
toleransi tinggi terhadap alcohol. Bahkan saat semua orang sudah tertidur, Seo
Jin masih bangun.
Seo Jin duduk di depan api unggun sambil berselimut karena
udara sedang sangat dingin. Ha Na tiba- tiba keluar menyusul Seo Jin.
Ha Na makan kentang bakar bersama dengan Robin, saat itu Ha
Na curhat mengenai perasaannya tentang grup sirkusnya.
“ aku senang karena kau ada disini. Meski aky dikelilingi
banyak orang baik di dekatku, tapi kadang aku merasa takut.”
“ kenapa?” tanya Seo Jin.
“ mereka selalu bertanya padaku apa semua akan baik- baik
saja? Aku selalu menjawab bahwa semua akan baik- baik saja, aku akan mengurus
semuanya. Akan tetapi sebenarnya aku juga tidak yakin akan diriku sendiri bahwa
apa semua benar akan baik- baik saja.”
Seo Jin menatap Ha Na dengan (sedikit) iba.
Ha Na bersin- bersin karena kedinginan, Seo Jin membagi
selimutnya dengan Ha Na dan berkata dalam hati
“ aku melakukan ini pasti karena aku sudah sangat mabuk.”
“ Robin, kau orang yang sangat baik. Karena itulah, aku
menyukaimu.” Ha Na mengutarakan perasaannya.
****
Tidak ada komentar:
Posting Komentar