Total Tayangan Halaman

Minggu, 17 April 2016

DRAMA REVIEW : Descendants Of The Sun Part 2



****

Mo Yeon meminjamkan handphonenya untuk memutar music yang dapat didengar oleh semua orang di kamp.

*lagunya Junsu JYJ, gue jamin semua pasien kondisinya langsung membaik, trus para tentara jadi baper pengin balik ke Korea..wkwk*

Si Jin menghampiri Daniel, orang yang memutar lagunya, dan ngobrol dengan Daniel. Setelah lagu Junsu selesai diputar, ternyata next playlistnya adalah pengakuan Mo Yeon yang terekam dulu saat dia menyangka akan mati tenggelam di laut.

“ Si Jin-ssi kau akan datang kan? Sepertinya kau tidak akan datang. Kalau tau begini aku akan mengutarakan perasaanku lebih cepat. Aku sudah dicium oleh pria mengagumkan dan hatiku berdebar terus setelah itu..”

Blabalabla..

Pasien yang tadinya sehat jadi kritis lagi, wkwkwkwk..

Mo Yeon panik luar biasa, dia lupa kalo rekaman itu akan jadi playlist juga, wkwkwk.. clumsy Mo Yeon.

Sementara Si Jin senyum senyum senang karena tau kalau Mo Yeon juga memiliki perasaan yang sama meski Mo Yeon tidak pernah mau mengakuinya.

Mo Yeon bukannya gengsi mengakui perasaannya, dia Cuma perlu waktu untuk bisa memutuskan menerima Si Jin dalam hidupnya.

Profesi Si Jin yang selalu ada dalam bahaya memang tidak cocok punya pacar yang manja dan suka merengek rengek.

Mo Yeon bahkan minta pertimbangan dari Myung Ju yang sudah lebih dulu menjalin kasih dengan pasukan khusus.

Besoknya Mo Yeon dan Shi Jin pergi untuk menghadiri rapat dengan PBB, tapi di tengah jalan mobil mereka rusak karena bannya pecah kena ranjau.

Mereka berdua pun akhirnya pulang dengan menumpang mobil bak terbuka petani. Disana Mo Yeon akhirnya mengakui perasannya secara langsung kepada Si Jin.

“ aku tidak ikut kembali ke Korea. Aku ingin tinggal disini lebih lama bersamamu..”

*eaaakkkkk*

Dan mereka pun resmi jadian seperti itu.. diatas bak terbuka petani.. how romantic.. bahahahahahaha..



****

Baru aja jadian tapi Si Jin sudah kepergok masih berhubungan sama perempuan lain, wkwk.. dasar terong jablay.. :P

Si Jin dan Dae Young menerima paket dari pramugari Korea. Paket itu berisikan foto Si Jin, Dae Young dan dua pramugari yang sedang foto bersama.

Mo Yeon yang polos memberitahu Dae Young kalau ada paket untuknya. Komunikasi yang dilakukan lewat walkie talkie pun dapat pula didengar oleh Si Jin dan Myung Ju.

Mereka bertiga lari dari tempat masing masing menuju paket itu berada.

Myung Ju sampai lebih dahulu dan membuka paket itu, betapa murkanya mereka berdua saat melihat foto pacar pacar mereka bersama dua pramugari cantik.



Saat itu juga dua terong jablay datang dengan nafas terengah.

“ ini semua salah paham. Itu sepupuku, kau tau kan aku punya sepupu pramugari?” kata Dae Young.

“ yang mana sepupumu, jawab bersamaan sepupu Seo Dae Young yang kanan atau yang kiri?”

Dan kekompakan mereka di Team Alpha pun pecah karena pramugari ini, mereka tidak bisa menjawab dengan benar dan kompak..bhakakakak..



****

Si Jin mendapatkan tugas dari komandannya untuk menyelamatkan warga Korsel yang diculik oleh Argus.

Mr Jin diculik dai bandara oleh Argus karena mencoba kabur ke Korea dengan membawa berlian yang diminta oleh Argus.

Mr Jin bahkan nekat “ menelan” berlian itu.. gilak..

Setelah diselamatkan oleh Si Jin, Mr Jin pun dirawat karena kondisinya menurun.

Mo Yeon menunjukkan hasil X Ray yang memperlihatkan ada banyak berlian di dalam perut Mr Jin.

Saat itu juga Mr Jin tiba tiba batuk darah. Mo Yeon mengira ada pendarahan internal karena berlian di dalam perutnya.

Operasi pun segera dilakukan, Mo Yeon dan Myung Ju sebagai dokter utama.

Di tengah operasi Myung Ju sempat salah menyentuh pembuluh darah hingga darah pun muncrat ke wajah Myung Jud an Mo Yeon.

Saat operasi dilanjutkan, Mo Yeon menemukan lendiri yang di ketahui adalah lendir dari limpa yang pecah.

Mo Yeon teringat akan batuk darah mr Jin sebelumnya, saat itu juga ia meminta semua orang di dalam ruang operasi untuk tidak menyentuh Mr. Jin. 

“ aku percaya bahwa ini adalah M Type virus. Selain aku dan Myung Ju yang sudah terkontaminasi ( oleh darah mr Jin di wajah mereka), tinggalkan ruangan ini sekarang juga. Aku dan Myung Ju akan menyelesaikan operasi ini berdua”

Setelah operasi dilakukan dan berlian dikeluarkan dari perut mr Jin, Myung Ju dan Mo Yeon melakukan tes darah untuk memastikan apa mereka terinfeksi atau tidak.



Si Jin dan Dae Young panic setengah mati karena mereka diberi tau bahwa virus ini hamper sama mematikannya dengan ebola.. what??

Setelah hasil lab keluar, akhirnya diketahui bahwa Myung Ju yang terinfeksi virus M3.

Seo Dae Young terlihat terpukul, ia memeluk Myung Ju seolah tidak peduli dirinya dapat tertular virus yang sama.



“ apa menurutmu Myung Ju bisa bertahan?” Tanya Si Jin kepada Mo Yeon.

“ usia Myung Ju yang masih muda dan sehat sangat memberikan keuntungan untuk melawan virus ini. Aku akan berusaha menemukan cara mengatasi virus ini. Virus adalah medan perang seorang dokter.”

Mo Yeon bersama tim melakukan tes darah kepada semua orang bahkan warga lokal. Ia berharap tidak ada lagi yang terinfeksi.

Sementara Myung Ju ditempatkan di ruang isolasi sambil menunggu obat obatan dari PBB.

Saat kondisi Myung Ju semakin menurun, truk PBB yang berisi obat malah dicuri oleh Argus, ergghh..

Si Jin apalagi De Young dibuat murka oleh Argus.

Mereka pun langsung menuju tempat Argus untuk merebut kembali truk itu, sementara kondisi Myung Ju makin kritis hingga ia harus berendam di bak es untuk menurunkan suhu badannya yang menjadi 41 derajat T.T

Singkat cerita truk berhasil dikuasai kembali oleh si Jin dan Dae Young dan obat pun sampai dan cukup untuk semua orang disana.

Dalam waktu semalam suhu badan Myung Ju turun hingga 37 derajat celcius, hingga ia lolos dari masa kritis..

Myung Ju is alive :D

Selesai masalah Myung Ju, sekarang gentian Mo Yeon yang diculik oleh Argus.

Argus melalui polisi setempat yang sudah ada dalam kendali Argus menangkap Mo Yeon karena berada di TKP pasar gelap penjualan obat obatan illegal.

Mo Yeon dan Si Jin memang sempat berada di TKP itu tapi untuk menyelamatkan gadis yang akan dijual oleh Argus.

Mo Yeon pun tidak bisa melawan dan pasrah pasrah aja dibawa polisi.



Besok paginya Si Jin baru sadar kalau Mo Yeon tidak terlihat sejak semalam. Setelah tau bahwa Mo Yeon katanya dibawa oleh polisi Uruk, Si Jin tau bahwa ini pasti ulah Argus.

Setelah melapor ke base camp bahwa ada warga korsel yang diculik gangster setempat dan tidak mendapat ijin untuk menyelamatkan sandera, Si Jin pun memutuskan untuk bergerak sendiri menyelamatkan Mo Yeon.

Sebelum ia menerobos pagar base camp, ia mendapat telpon dari komandan ( ayah Myung Ju ) pasukan khusus.

“ aku beri kau waktu 3 jam. Selama tiga jam ke depan aku tidak tau kau berada dimana. Apa kau bisa melakukannya?”

“ siap komandan!”

“ maka lakukanlah.”

Si Jin paham betul saat komandan mengatakan ‘ aku tidak tau kau berada dimana’ berarti ia diijinkan melakukan operasi rahasia atau menurut istilah mereka dinamakan Black Operation.

Selama Black Operation dilakukan, Si Jin tidak mengenakan atribut tentara apapun, ia bahkan tidak mengenakan kalung tanda pengenal. Artinya jika ia mati dalam Black Operation dia akan menjadi jasad tanpa nama yang dikuburkan tanpa penghormatan dari siapapun dan bukan warga dari Negara manapun.

Oh shit T.T

Seo Dae Young yang melihat seragam dan kalung pengenal Si Jin ditaruh rapi di atas tempat tidur pun tau kemana Si Jin pergi.

Ia memanggil anggota tim Alpha lainnya dan menjelaskan mengenai Black Operation ini.

“ jika ada yang ingin keluar dari misi ini lakukan sekarang. Tidak akan ada yang membantu kita nantinya. Liburan sudah berakhir, kita adalah tim khusus Alpha malam ini.”

****

Mo Yeon diberikan “ baju” yang merupakan bom bunuh diri oleh Argus.

Argus keluar membawa Mo Yeon menemui Si Jin. Si Jin yang sudah siap menembak pun langsung menunda ketika melihat Mo Yeon dibalut oleh bom.

Setelah Snoopy ( sumpah nama samarannya cute banget, wkwk) menemukan transmitter bom di tubuh Mo Yeon, misi pun diluncurkan.

“ Dokter Kang, kau percaya padaku kan? Jangan bergerak, jangan bergerak satu inci pun.”

Setelah mengatakan hal itu, Si Jin pun menembak transmitter bom yang terletak di bahu Mo Yeon, Sejitu jitunya Si Jin, Mo Yeon masih tetap merasakan sensasi timah panas di bahunya.

Setelah menembak transmitter bom, tim alpha lainnya sibuk menghabisi kawanan Argus.

Snoopy masih mencoba menjinakkan bom waktu di tubuh Mo Yeon, saat bom sudah jinak, Snoopy melepas bom itu dari tubuh Mo Yeon dan melemparkannya keluar bangunan.



Sesaat kemudian Dae Yeong memberitahu Si Jin bahwa Argus akan menembaknya di arah jam 9.

Dengan slow motion Si Jin membisikkan sesuatu pada Mo Yeon, “ lupakan bagian ini..”

Si Jin pun menutup mata Moyeon dengan tangan kirinya sementara tangan kanannya menembak mati Argus.

Mo Yeon masih sempat melihat, Si Jin menangis saat harus membunuh Argus.

Saat sampai di base camp, Mo Yeon menghampiri Si Jin yang masih terpukul setelah harus membunuh temannya sendiri, well mantan temen sih.

Si Jin memegang foto dirinya berpose dengan Argus saat masih tergabung sebagai tentara US dulu. Di lain sisi ia terbayang saat beberapa menit lalu ia dengan brutal menembak rekan yang dulu merupakan kawan seperjuangan.

Betrayal is the worst suffering in life L

Si Jin membakar satu satunya foto mereka bersama sambil menangis , Mo Yeon pun datang dan menutup mata Si Jin seperti yang dilakukan Si Jin padanya tadi.



“ kau juga, harus melupakan bagian ini..”

****

Pagi setelah kejadian mengharukan itu, setelah Kang Mo Yeon menimbang, mengingat, dan memutuskan, hehe,

Akhirnya dia pun memutuskan untuk menerima Si Jin dalam hidupnya.

Sambil minum kopi bersama, Mo Yeon mengatakan,

* duh tiba tiba pengen ngopi >.<


“ aku tau bahwa banyak hal yang tidak bisa kau katakan padaku. Kau berbohong padaku karena aku tidak harus tau apa yang sedang kau jalani. Aku bahkan tidak bisa marah kalau kau bohong padaku karena dibalik kebohongan yang kau katakan padaku ada kepentingan Negara, politik, dan diplomasi di dalamnya. “

“ tapi aku mohon berjanjilah padaku, saat kau tidak bersamaku dan kau harus melakukan tugas yang berbahaya, katakanlah padaku dengan cara yang lain. Misalnya kalau kau bilang akan ke supermarket itu artinya kau akan melakukan tugas berbahaya dan nyawamu menjadi taruhannya. Jangan tinggalkan aku dalam gelap karena tidak tau sama sekali apa yang akan kau hadapi.”

Si Jin tersenyum dan mengangguk setuju. Dengan begitu ia tidak perlu berbohong pada Mo Yeon lagi, atau paling tidak mengurangi bohong, hehe.

Setelah rekonsiliasi antara Mo Yeon dan Si Jin, tiba saatnya bagi Mo Yeon dan tim medis kembali ke Korea.

Tanpa drama, Si Jin pun melepaskan kembalinya Mo Yeon dengan ikhlas.



“ kembalilah dulu, aku akan menyusulmu..”

****

Beberapa waktu kemudian Shi Jin, Dae Young dan Myung Ju kembali ke Korea.

Kurang satu minggu mereka bebas tugas, Shi Jin dan Dae Young mendapat tugas mengawal perdana menteri melakukan kunjungan ke Korea Utara untuk mendiskusikan rencana Reuni keluarga Korut-Korsel yang sudah terpisah selama 60 tahun.

Saat bertugas di Korut, Shi Jin bertemu dengan salah satu prajurit Korut yang dulu pernah menusuknya.

Tapi ternyata si tentara Korut ini dikhianati oleh negaranya, sampai sampai ia “ lari “ ke Korsel untuk meminta bantuan Shi Jin.

Saat si tentara Korut itu bertemu dengan Shi Jin dan Dae Young di Korsel malah terjadi baku tembak di salah satu parkir bawah tanah.

Ternyata si tentara Korut ini bertugas untuk membunuh pembunuh bayaran dari banyak Negara. Orang orang bayaran pembunuh bayaran itu pun berusaha ingin membunuh orang yang ingin menghalangi rencana mereka.

Dalam insiden baku tembak itu tentara Korut dan Shi Jin ikut kena luka tembak.



Mereka berdua dilarikan ke rumah sakit Haesung tempat Mo Yeon berada.

Betapa shocknya Moyeon melihat pacar gantengnya terkapar di mobil ambulans dan bersimpah darah. Belum lagi Shi Jin sempat henti jantung saat di ruang emergency.



Saat Shi Jin sadar, ia malah menanyakan keadaan tentara Korut.

“ dia baik baik saja, tidakkah kau mau tau bagaimana perasaanku? Kalau aku terlambat sedikit saja, aku akan kehilanganmu selamanya!”

Shi Jin langsung nunduk ga berani ngelawan,wkwk..

Demi membawa teman Korutnya kembali ke tanah kelahirannya, Shi Jin harus mempertaruhkan nyawa lagi. Dengan kondisi cedera ia harus menjalankan tugas ke Korut lagi.

Tapi berkat kinerja  Shi Jin dan tim, akhirnya aib perdana menteri Korut terbongkar juga. Ternyata si perdana menteri ini doyan korup.

Dia sempat bertingkah ke pihak Korsel dengan mengatakan bahwa Korut tidak akan melakukan reuni apapun sampai syarat yang mereka minta dipenuhi.

Menteri pertahanan Korsel yang sudah pegang data ( yang sudah berhasil dipecahkan oleh tim Shi Jin ) pun dengan santai meminta perdana menteri Korut untuk duduk dan melihat apa yang ia punya.

Betapa marahnya si perdana menteri Korut saat melihat rincian rekeningnya di tab menhan Korsel. Dengan data itu maka Korsel bisa “ memaksa “ Korut untuk melakukan reuni keluarga dua Negara.

Mo Yeon melihat berita reuni keluarga itu di tivi, ia lalu masuk ke kamar rawat Shi Jin.

“ berapa lama aku akan ada disini? Bolehkah aku tinggal lebih lama? Aku senang melihatmu dua jam sekali untuk mengecek keadaanku.” Kata Shi Jin.

“ kalau kau senang sekali, kenapa kau pergi tadi?” Mo Yeon tau bahwa Shi Jin sempat tidak di RS selama beberapa jam.

Shi Jin langsung speechless lagi, wkwk..

“ aku sumpek, jadi aku ke rooftop..”


“ aku juga kesana tadi, kau tidak ada.”

Shi Jin tau berbohong tidak ada gunanya, “ aku tidak bilang rooftop nya di rumah sakit ini.”

Mo Yeon menghela nafas, “ kau baru dari supermarket lagi? “

Shi Jin mengangguk.

“ dengan temanmu?”

Shi Jin membenarkan.

“ aku sudah menyaksikan kedamaian apa yang kau ciptakan, tapi dimana temanmu?”

“ kita memiliki jalan yang berbeda.”

Shi Jin mengalihkan pembicaraan dan meminta Mo Yeon tidur di sebelahnya, tapi Mo Yeon ga mau. Dia malah minta ekstra bed, wkwkwk..

Tapi ujung ujungnya begini juga, dasar perempuan… hahahahaha..



*****

Tim Alpha kembali ditugaskan menjalankan misi kali ini agak jauh di Albania.

Shi Jin pamit bahwa kali ini akan pergi lama, 3 bulan.

Mo Yeon mengerti dan minta Shi Jin jaga diri baik baik.

“ aku tidak disini selama satu musim. Aku akan kembali saat musim berganti..” *assaaa!!!*

Tapi janji tinggallah janji. Saat di Albania, menunggu helikoper berikutnya datang, Shi Jin dan Dae Young tertembak, setelahnya ada bom yang meledakkan tempat itu dan jasad mereka tidak ditemukan meski sudah dicari berulang ulang oleh tim Alpha.

Akhirnya tim alpha pun kembali ke Korsel dengan membawa berita duka.

Myung Ju diberitahu hal itu langsung berlari ke kantor ayahnya untuk mengkonfirmasi hal tersebut. Ayahnya tidak bisa berkata apapun dan memberikan surat wasiat Dae Young.

Mo Yeon juga mendapatkan surat yang sama dari Shi Jin.

“ dr. Kang, setiap kami menjalankan misi, kami selalu diminta menulis wasiat kami untuk berjaga jaga jika kami tidak bisa kembali selamanya. Tentu aku tidak mau surat ini sampai ke tanganmu. Karena jika ya maka aku sudah gagal menepati janjiku. Aku minta maaf karena hubungan kita harus berakhir dengan cara seperti ini. Jika boleh aku meminta, jangan bersedih terlalu lama. Jalanilah hidupmu dengan baik, dan lupakanlah aku..”

Sumpah mewek banget ama episode ini T.T



Mo Yeon diminta untuk menandatangani surat pernyataan semacam untuk tutup mulut akan kematian Shi Jin yang sebenarnya, karena pihak pemerintah akan menyebutkan kecelakaan saat latihan sebagai penyebab kematian Shi Jin dan Dae Young.

“ apa Shi Jin meninggal untuk menyelamatkan nyawa orang lain?”

“ ya, itu benar..” kata atasan Shi Jin.

“ apa dia meninggal demi menjaga perdamaian dunia?”

“ ya, itu benar..”

“ dan negaranya memintaku menandatangani dokumen seperti ini?”

“ maafkan aku..”

“ kenapa kau menjalani hidup seperti ini, bahkan kematianmu pun harus dirahasiakan..” Mo Yeon menandatangani dokumen itu dengan linangan air mata.

Untung saja ada Myung Ju yang mengalami nasib persis sama, malah lebih parah karena sebelum Dae Young pergi, mereka berdua dalam posisi putus gara gara Dae Young bilang mau resign dari army demi bisa pacaran sama Myung Ju.

Mo Yeon dan Myung Ju jadi sering kontek kontekan dan minum bareng, kalo engga kayanya merek stress berat,,hehe.

Hampir setahun setelah kematian pacar pacar mereka, Myung Ju ditugaskan kembali ke Urk sementara Mo Yeon melakukan voluntary ke Albania.

Mo Yeon sengaja memilih Albania karena ia ingin melakukan upacara setahun kematian Shi Jin disana.

“ aku menjadi dokter seperti ini sekarang, tidakkah kau bangga padaku?”

Tepat di hari peringatan satu tahun kematian Shi Jin, Mo Yeon pergi ke gurun pasir untuk melakukan upacara penghormatan.

Hal aneh terjadi saat ia akan kembali ke base camp.

HT yang ia pegang tiba tiba mengeluarkan suara Shi Jin. Mo Yeon mengecek hapenya dan melihat bahwa sms sms yang ia kirim ke Shi Jin setelah kematiannya baru aja di Read.

Dari kejauhan ia melihat sosok yang tidak asing baginya.

Ia berlari untuk memastikan apa yang ia lihat.

Dari gundukan pasir nun jauh disana muncullah oppa berkalung sorban, wwkwkwk…

Shi Jin is alive!!!



Ternyata selama ini dia hilang diculik. Dia dan Dae Young memang tertembak, tapi sebelum bom meledak ia dan Dae Young sudah keburu di bawa sama pemberontak dan dikurung selama beberapa bulan.

Beruntung sebelum mereka dibunuh, ada si tentara Korut yang membunuh pembunuh itu, hehe.. masi idup juga ini orang..

Ternyata setelah balik ke Korut, dia masih menjalankan profesi yang sama.

Mo Yeon senang sekali Karena Shi Jin ternyata masih hidup, ia bahkan menunjukkan Shi Jin yang sedang makan buah peringatan kematiannya sendiri kepada teman temannya di Korsel. Temen temennya pada pingsan, wkwkwkwk..


Kebahagiaan yang sama dirasakan oleh Myung Ju dan Dae Young, setelah balik ke Korsel mereka berdua akhirnya mendapat restu dari ayah Myung Ju. Kali ini Dae Young tidak harus pergi dari army demi pacaran sama Myung Ju..

Sisanya sih lovey dovey scene aja.. hehe..

Mo Yeon dan Shi Jin kembali ke Urk dan mengembalikan batu yang mereka ambil dari bangkai kapal..

And happy ending :D


****
Komentar :

Ga nyangka banget ini drama responnya gila banget, ratingnya sampe 34 persen.. what???? You who come from the star aja Cuma 30 persen.. anjirrr…

If I may say, Song Joong Ki choose the right drama for his comeback, good job oppa!

Saking hitsnya drama ini, sampe Indonesia Morning Shownya NET TV aja masukin ini jadi berita,, wkwk..

Drama ini bisa dibilang berat dan digarap dengan serius dan budget yang fantastis. Denger denger biayanya sampe 150 milyar rupiah, anjirrr…

Ya iyalah ya, syutingnya di Yunani, emang Song Song couple di taruh di motel? Pasti hotel bintang lima lah ya, hehe. Tu aja berapa duit.. belum lagi bikin efek efek yang keren dan niat abis.. syukurlah drama ini dapat respon yang sangat bagus.

Balik modal lah ya insyaallah :D

Nonton drama ini aku disadarkan bahwa di dunia ini masih ada orang orang yang mau mengorbankan dirinya untuk kepentingan orang lain bahkan kepentingan Negara. Meski demi kepentingan tersebut dia berkali kali berada di ujung kematian.

Aku juga disadarkan betapa setrongnya wanita wanita yang mendampingi tentara tentara di seluruh dunia. Perempuan perempuan ini bukan hanya ga boleh childish tapi juga harus mandiri baik secara mental maupun finansial. Menurut lo Negara bakal nanggung semua kebutuhan lo kalo suami lo meninggal dalam tugas? Hell no.

Aku berterima kasih sekali sama semua tentara tentara yang dengan sepenuh hati mengabdi demi Negara Indonesia ini. Mereka yang menjaga perbatasan Negara, mereka yang dikirim sebagai pasukan perdamaian yang ga tau kapan bisa pulang ke rumah, mereka yang dikirim sebagai pasukan khusus yang Cuma mereka dan Tuhan yang tau tugas macam apa yang harus mereka lakukan.

Dinegara yang banyak koruptor ini, mereka tetap mau membela kepentingan Negara karena mereka tau bahwa rakyat haruslah dilindungi dan kepentingan Negara adalah yang utama. Aku pikir karena drama ini, sekarang aku akan berpikir berbeda saat lihat personel TNI. I will think, “ these people are kind of people who will die for their country, who will choose their country over everything..”

Kembali ke DOTS,

OSTnya bagus bagus banget, hamper asik dan bikin baper semua, wkwkwk..

Aku kasih nilai 8 untuk drama ini,

Seandainya ada lebih banyak adegan romantisnya, sumpah demi apa deh gue kasih nilai 9.. wkwkwk..
****




Selasa, 12 April 2016

MOVIE REVIEW : INSIDE OUT

Udah lama pengin banget nonton film ini, dulu pas main di bioskop ga dapet restu dari nyokap buat nonton karena film animasi. Kata nyokap sayang uangnya buat nonton kartun..

Lagian kenapa gue nurut banget sama nyokap ya, duit juga duit gue.. wkwkwk..

Anyway, meski ga nonton di bioskop tapi ga menurunkan interestku dengan film dengan judul INSIDE OUT ini.



Film ini rilis  di pertengahan 2015, kayanya ini film lumayan booming di mana mana meski engga seheboh Frozen., hehe.

Setelah nonton film ini ternyata memang sesuai ekspektasi, banyak sekali nilai filosofis di film ini.. hehe.

INSIDE OUT menurut definisiku adalah sebuah film yang menceritakan tentang emosi emosi yang ada di dalam diri manusia yang dikendalikan oleh otak atau system saraf pusat.

Diceritakan dalam film ini adalah emosi yang hidup dalam diri seorang anak perempuan bernama Riley.

Pertama kali saat Riley dilahirkan, emosi yang pertama kali hadir adalah si Riang, selanjutnya aku bilang JOY.



Beberapa minggu setelah Riley lahir muncul emosi baru yaitu si sedih atau SAD.

Emosi emosi berikutnya adalah DISGUST, FEAR, dan ANGER.

Setiap emosi tersebut memiliki kontribusinya masing – masing hingga Riley menjadi Riley yang sekarang. Akan tetapi dari emosi tersebut, yang paling dominan adalah JOY.

Kelima emosi ini bermarkas di tempat yang mereka sebut sebagai HEADQUARTER. Di tempat inilah mereka mengatur semua hari Riley dari bangun sampai tidur bahkan mimpi Riley.

Di sekitar HEADQUARTER juga ada tempat tempat yang berperan membentuk karakter Riley,

Diantaranya Pulau Kperibadian yang dalam diri Riley terbagi menjadi empat Pulau besar

Pertama adalah pulau keluarga, pulau sahabat, pulau Hockey, dan pulau kejujuran. Pulau ini mengambang dan mendapat “asupan” energy dari Riley sendiri.

Setelah itu terdapat pulau ingatan ingatan atau memori.

Memori ini dibagi menjadi tiga bagian besar, yakni memori jangka panjang, memori yang sudah dilupakan dan yang terpenting adalah memori inti. Memori inti merupakan memori yang mempengaruhi tumbuh kembang Riley hingga ia besar nanti.

Memori inti terdapat di dalam HEADQUARTER dan berbentuk bola berwarna oranye yang mewakili warna riang atau JOY.

Singkat cerita Riley dan keluarganya pindah dari Minessota ke New York. Riley membayangkan rumah yang fancy tapi malah rumah tua yang didapatnya. Maklum di kota kan harga tanah apalagi rumah mahal..hehe.

DISGUST mulai beraksi saat melihat tikus mati dan berbau, sementara SAD mulai   bersedih karena merindukan Minessota.



Seperti biasa JOY lah yang bertugas membuat mood Riley lebih baik dengan membisikkan hal hal menyenangkan dari HEADQUARTER.

Hari hari berat Riley di new York dimulai saat ia sampai di sekolah barunya, biasa dia tidak punya teman di hari pertama sekolahnya.

Bahkan saat memperkenalkan diri di kelas, Riley menangis saat mengingat Minessota kampong halamannya.

Hal tersebut terjadi bukan tanpa alasan, tapi karena SAD tidak sengaja menyentuh bola memori Riley saat tinggal di Minessota sehingga membuat Riley merasakan sedih luar biasa saat membicarakan kampung halamannya.

JOY dan yang lainnya memarahi SAD dan memintanya untuk tidak menyentuh bola memori sembarangan.. SAD pun meminta maaf akan kelalaiannya.

****

Seolah tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri, SAD terus terusan menyentuh bola memori Riley. Puncaknya, SAD bahkan mencoba menyentuh memori Inti Riley.

Demi mencegah ini, Joy sampe harus merebut memori inti itu dari tangan SAD.

Akibatnya mereka pun harus terhisap keluar dari HEADQUARTER. Mereka berdua terjebak di lorong memori jangka panjang yang tidak berujung. Jadilah HEADQUARTER tanpa JOY dan SAD.

FEAR, ANGER dan DISGUST tentu bingung harus berbuat apa terhadap keseharian Riley karena selama ini JOYlah yang selalu take control.

Saat ibu Riley mengajak Riley untuk ikut klub Hockey baru, Riley tidak bisa menunjukkan skill Hockey yang ia miliki dengan baik.

Di HEADQUARTER, ANGER terlihat marah dengan karena Riley tidak bisa bermain dengan baik sehingga membuat Riley akhirnya meninggalkan arena Hockey dengan penuh amarah.



Di HEADQUARTER suasana menjadi rusuh karena ulah ANGER. Akibat hal itu, pulau Hockey pun jatuh ke lembah di bawahnya.

Untuk memperbaiki moodnya, Riley menghubungi sahabatnya di Minessota.

Akan tetapi ANGER malah salah paham dengan menganggap sahabat Riley malah pamer saat Riley sedang dalam suasana hati tidak enak.

Riley pun kembali merasa marah dan memutus komunikasi dengan sahabatnya itu, dan pulau persahabatan pun runtuh.

JOY dan SAD melihat pulau pulau runtuh dan sadar bahwa mereka harus menemukan jalan cepat menuju HEADQUARTER dan memperbaiki keadaan.

****

Dalam perjalanan menuju HEADQUARTER, SAD dan JOY bertemu Bing Bong teman khayalan Riley saat masih balita.

Bing Bong mengatakan bahwa sekarang sekarang ini Riley tidak pernah lagi memanggilnya sehingga ia merasa sedih dan kesepian.

SAD pun duduk di sebelah Bing Bong dan turut merasakan kesedihannya. JOY sesuai dengan karakternya berusaha untuk stay positif dan menyemangati Bing Bong.

Akan tetapi itu semua tidak berhasil, malah SAD yang menunjukkan empatinya dengan duduk di sebelah Bing Bong yang berhasil membuat Bing Bong bisa mengungkapkan isi hatinya.

JOY heran karena SAD mempunyai kemampuan seperti itu, SAD pun mengatakan bahwa itulah dirinya. Ia bisa merasakan kesedihan orang lain, ia senang bersedih.. hehe. Namanya juga SAD :p

Sementara tanpa SAD dan JOY, kehidupan Riley menjadi kacau balau. Ia bahkan nekat ingin kabur dari rumah dan kembali ke Minessota.

Riley mencuri kartu kredit ibunya demi bisa kabur dari rumah,karena hal itu, pulau kejujuran runtuh seluruhnya dan pulau keluarga hancur seperempatnya.

Melihat pulau keluarga yang hampir hancur, kelima emosi jadi panik di tempat masing – masing.

JOY yang biasanya optimis dan dipenuhi aura positif pun dibuat galau karena ia tidak kunjung menemukan kereta yang bisa membawa mereka ke HEADQUARTER.

Saat itulah JOY melihat memori Riley yang berkilauan di memori yang terlupakan, bola memori itu menunjukkan saat Riley kecil sedih karena idola hockeynya kalah. Riley menyendiri dan dikala itulah ayah ibunya datang menghampirinya.

Ayah dan ibu Riley duduk di samping Riley dan merasakan kesedihan bersama, ayah dan ibu Riley bahkan mengundang teman teman Hockey Riley ke rumah untuk menghibur Riley.

Dari bola memori tersebut terlihat Riley berubah menjadi bahagia setelah comforted oleh ayah ibunya dan teman teman satu klubnya.

Melihat memori itu JOY sadar bahwa supaya Riley bisa bahagia, ia memerlukan SAD. Saat Riley sedih, orang tua dan teman temannya datang, dan karena itu Riley bisa kembali dikuatkan dan ceria.

JOY segera naik bersusah payah mencari SAD, JOY meyakinkan SAD bahwa Riley membutuhkan SAD agar bisa kembali lagi ke rumahnya.

SAD tidak mengerti kenapa ia dibutuhkan? Ia hanya bisa membuat Riley bersedih dan beranggapan sebaiknya Riley melupakan saja dirinya.

JOY bersusah payah meyakinkan SAD dan membawa mereka berdua kembali ke HEADQUARTER.

FEAR, ANGER dan DISGUST senang melihat JOY dan SAD kembali.

Di dunia nyata, Riley berada di atas bus siap kembali ke Minesssota. Sementara ayah dan ibunya mencari cari Riley kebingungan.

“ JOY lakukan sesuatu!” kata ketiga emosi lain.

JOY tersebut dan memandang SAD, “ lakukanlah tugasmu SAD..”

 “ SAD? Kau serius? Kenapa dia? “

JOY tidak menjawab dan meyakinkan SAD bahwa hanya SAD yang bisa mengembalikan Riley kepada kehidupannya yang baik.



Degan mengejutkan, JOY mengijinkan SAD menyentuh memori inti Riley.

Saat itu juga, bola yang tadinya berwarna orange di semua bagian menjadi memiliki warna biru di bagian kecilnya karena disentuh oleh SAD.

Dampaknya, Riley menjadi mendadak sedih mengingat teman yang sudah ditinggalkannya, ia sedih dan menyesal kenapa ia meninggalkan Hockey yang begitu disukainya.

Ia sedih sampai hatinya ia mencuri kartu kredit ibunya, dan tentunya ia bersedih mengingat kenangan bersama ayah ibunya di Minessota dulu.

Ia menyadari, bahwa ia lebih menyayangi hal hal itu ketimbang Minessota. Tepat sebelum bis beangkat, Riley turun dan berlari kembali ke rumahnya.

Sampai dirumah, kedua orang tua Riley sibuk menelpon polisi melaporkan hilangnya Riley. Saat Riley muncul dari balik pintu, ayah dan ibu Riley memeluk Riley dengn erat.

“ aku hanya ingin ke Minessota, aku merindukan Minessota. Aku mohon maafkan aku..”

Ayah dan ibunya nyatanya tidak marah, mereka mengerti betul apa yang Riley rasakan. Di tengah tangisannya, Riley tersenyum karena bisa kembali berkumpul bersama ayah dan ibunya.

Setelah rekonsiliasi itu HEADQUARTER menjadi stabil, bahkan kini JOY bukan menjadi emosi yang dominan lagi. Dalam satu bola memori terbagi menjadi beberapa warna yang berbeda yang menggambarkan diri Riley yang banyak merasakan emosi dalam satu peristiwa.

****

Dari film ini, aku diingatkan akan banyak hal.

Pertama, dalam hidup we cannot always be happy. In order to find real happiness, you need to taste sadness.

Kalau kita hanya tau bahagia, we will become clueless, seperti JOY yang tidak tau gimana caranya comfort orang.

Emosi yang seimbang sangat penting kita miliki agar kita bisa menjadi orang yang lebih baik semakin bertambahnya umur kita.

Kedua, keluarga adalah pulau terkokoh dalam kehidupan kita. That’s for real. Sahabat, dan hobi bisa mudahnya pudar dalam perjalanan hidup kita.

Tapi keluarga adalah pihak yang paling kokoh bertahan menghadapi kerasnya gempuran tantangan yang kita hadapi sebagai pribadi yang sedang mencari jati diri. Jadi mari kita hargai peran keluarga kita selama ini :D

Ada yang punya kesimpulan lain?

Silahkan nonton filmnya yahh :D
****