****
Diluar dugaan, Ha Na malah berlari dari Seo in setelah
mengutarakan perasaannya.. ia merasa sangat malu karena telah mengutarakan
perasaannya.
Ha Na melampiaskan rasa malunya pada kambing kambing di
kandang.
“ apa yang harus aku lakukan? Kenapa aku seperti ini? aku
bukan wanita macam itu, beneran deh!”
Di depan api unggun, Seo Jin merasakan sesuatu yang aneh di
hatinya,
“ kenapa ini berdegup sangat kencang? Ada apa denganku?”
*eaa! Jatuh cinta bang!*
Besok paginya Seo Jin sudah lebih dulu pergi, membuat Ha Na
salah sangka mengira bahwa Robin pasti tidak menyukainya hingga menghindarinya
seperti ini.
Poor Ha Na.. hehe..
“ semua laki- laki itu sama! mereka tidak tau bagaimana cara
menghadapi wanita, mereka pengecut kalau sudah menyangkut hal ini!”
*betulllll!!!!*
****
Detektif Na, detektif yang menyelidiki masalah Ahn Sung Goon
memberitahu bahwa polisi sudah mengetahui identitas pelaku dan menelpon Tae
Joo.
But unfortunately, saat Tae Joo menerima telpon itu sedang
ada Ahn Sung Goon juga disana. Tae Joon berusaha sebisa mungkin untuk menguasai
diri agar tidak dicurigai.
Tapi usaha Tae Joo gagal, he failed to put a poker face.
Sung Goon pun menyadari bahwa Tae Joo sudah mengetahui siapa
dirinya, ia pun mencelakai Tae Joo dan membuatnya pingsan sejenak.
“ meski orang itu mungkin lupa, akan tetapi aku masih
menyimpan semua memori itu..” kata Sung Goon. Belum jelas apa maksudnya itu.
Setelah dari tempat Tae Joo, Sung Goon dikejar oleh polisi,
Sung Goon menuju ke Wonderland.
Detektif Na menelpon sekretaris Kwon (sekretaris Seo Jin
namanya itu, hehe). Seo Jin menanyakan apa yang terjadi.
“ pelakunya sudah diketahui, namanya Sung Goon, ia kabur dan
diperkirakan mengarah ke sini, Wonderland.”
“ dimana Ha Na?”
Sekretaris Kwon tidak berhasil menghubungi Ha Na, akhirnya
ia menghubungi staff sirkus yang mengatakan bahwa Ha Na sedang berada di ruang
sirkus Wonderland.
Tanpa ragu Seo Jin langsung menyusul Ha Na kesana, ia kuatir
bahwa Sung Goon kembali mencoba mencelakai Ha Na.
Di ruang rehearsal Ha Na sedang berlatih bermain gelembung
sabun, ia meletakkan hapenya di meja yang jauh dari jangkauannya.
Seo Jin lega melihat Ha Na masih baik- baik saja.
“ kenapa kau tidak menjawab telponmu? Apapun yang terjadi
angkat telponmu!”
*awww… he started to worry*
****
Seo Jin mengantar Ha Na pulang ke rumahnya dan meminta Ha Na
untuk tinggal disini sampai situasi aman.
“ karena penjahatnya sudah tertangkap, aku akan segera pergi
dari sini. “ kata Ha Na. seo Jin hanya bisa mengangguk lemas. (kecewa? Cieee).
Ha Na masuk ke kamarnya lalu melihat sketsa yang dibuat
Robin, ia terlihat sedih karena Robin tiba- tiba menghilang.
Ha Na hendak mengambil koper yang diletakkan di atas lemari,
Ha Na tidak mampu menggapainya.
Seo Jin datang dan membantu mengambilkan koper itu dengan
mudah dan nyaris tanpa effort apa- apa, haha..
*rejeki cewek pendek.. biar dibantu sama cowok ganteng,
tinggi lagi.. hahaha*
Seo Jin berusaha mencairkan suasana yang canggung setelah
membantu Ha Na mengambilkan koper. Ia mengatakan bahwa kamar Ha Na sangat
pengap dan membuka jendela kamar Ha Na.
Setelah dibuka, sketsa buatan Robin segera terbang keluar,
Ha Na kesal sekali karena sketsa buatan Robin jadi berantakan.
Ha Na turun ke bawah dan memunguti satu persatu sketsa yang
tersebar di tanah.
“ kenapa kau harus mengambilnya? Gambar saja lagi.” Kata Seo
Jin.
“ orang sepertimu tidak akan mengerti hal- hal seperti ini.”
kata Ha Na miris.
Seo Jin terlihat menyesal dengan apa yang ia katakan, ia pun
membantu mengumpulkan sketsa- sketsa itu.
*since when did he care? Cieee*
****
“ ceritanya tentang stalker? Yang aku lihat hanya seorang
gadis yang terus mengikuti seorang- laki- laki” tanya Seo Jin.
“ cerita ini tentang seorang anak lelaki yang terus datang
ke jembatan untuk mengakhiri hidupnya, wanita itu ada untuk melindunginya.”
Jelas Ha Na.
Seo Jin langsung tau, “ apa Robin yang membuatnya?”
Ha Na kesal mendengar nama Robin, “ jangan menyebut namanya
lagi, kau memintaku untuk melakukan itu kan?”
Seo Jin terlihat senang karena Ha Na mulai kesal sama Robin,
“ kau membuat keputusan yang benar.”
Ha Na ngomel- ngomel saat Seo Jin sudah pergi, “ apa yang
kau tau?”
Well, he knows everything, haha..
Ha Na masih galau dengan pesan yang (ia kira) ditulis oleh
Robin, pesan yang mengatakan bahwa Robin pulang duluan karena ada urusan lain.
Pesan yang membuat Ha Na salah paham kepada Robin.
Meski begitu, Ha Na tetap mengirim pesan lewat Line kepada
Robin.
Hape Robin tentu saja ada di kamar Seo Jin, dan Seo Jin
penasaran banget sama isinya.
hapenya lucu ya, cekung gitu.. hehe |
Sayang hape Robin diberi sandi angka yang tidak diketahui
Seo Jin.
Seo Jin kepo gak ketulungan dengan pesan apa yang ditulis Ha
Na,
“ kau bilang tidak mau menyebut namanya, tapi kenapa kau
terus mengirim pesan padanya?”
Seo Jin mencari cara untuk membuka kode hapenya Robin. Mulai
dari cara detektif dengan mencari jejak sidik jari,hingga mengecek CCTV yang
menunjukkan Robin sedang membuka kode hapenya.
Hahahahahahaha.. kepo menguras hati.
Setelah usaha panjang, akhirnya Seo Jin berhasil membuka
kode hape Robin.
“ Robin, apa kau sudah kembali dengan selamat? Aku minta
maaf kalau aku sudah lewat batas kemarin. Tapi ini bukan salahku, kau begitu
baik padaku makanya mungkin aku bisa salah paham.”
Seo Jin membaca pesan itu dan memutuskan untuk menghapusnya
agar Robin tidak pernah tau mengenai pesan itu.
****
Sementara itu Woojung menyiapkan diri untuk audisi di
Wonderland, ia ingin dekat dengan Robin yang ia ketahui akan bekerja sebagai
kartunis disana.
Saat latihan, temannya memberitahu bahwa ada yang mempunyai
fotonya, orang itu adalah direktur Ryu.
Woojung dan direktur Ryu pun bertemu, Direktur Ryu
menanyakan siapa orang yang ada di foto itu bersama Woo Jung.
“ apa itu pacarmu?”
Dengan yakin Woo Jung menjawab, “ ya, tapi, apa kau tau
Robin oppa? Sepertinya tidak banyak orang yang mengenalnya.”
Direktur Ryu kaget karena mengira Seo Jin memalsukan
identitasnya hanya untuk berkencan.
Jam sudah menunjukkan jam 8 malam, it’s Robin time. Robin
menelpon sekretaris Kwon untuk menanyakan apa yang terjadi, terutama keadaan Ha
Na.
Di dalam kamar, Ha Na memutuskan untuk berhenti menunggu
balasan Line dari Robin.
“ kalau aku tidak melupakan Robin, maka aku bukan anak
ayahku.”
Saat itu juga Line masuk ke hape Ha Na, “ ayah maafkan aku,
maaf!” Ha Na dengan segera berubah pikiran dan mengecek hapenya, haha.
Setelah menerima pesan dari Robin, Ha Na langsung keluar dan
mendapati Robin ada di garasi rumahnya memperbaiki mobil.
Robin bertingkah seolah tidak ada apa- apa, tentu saja, dia
memang tidak tau apa- apa. Bahkan pesan yang dikirim Ha Na yang sudah dihapus
oleh Robin.
****
Sung Goon tidak memberitahu keberadaan dokter Kang
sebenarnya, polisi pun masih membutuhkan Ha Na untuk memastikan apakah benar
Sung Goon pelakunya.
Ha Na naik mobil bersama dengan Seo Jin, sepertinya Ha Na
sakit setelah di luar semalam dengan Robin.
Sekretaris Kwon pun menawarkan obat pribadi Seo Jin yang
banyaknya satu box. Buset, ini laki penyakitan, haha.
Ha Na pun bingung harus minum yang mana karena banyak sekali.
“ apa kau demam?” tanya Seo Jin.
“ ii iya..”
“ batuk?”
“ sedikit.”
Seperti dokter, Seo Jin pun memilihkan obat untuk Ha Na.
“ ini minum ini, dan minum air ini, ini bukan air biasa. Air
ini bagus untukmu.”
Tingkah Seo Jin itu membuat sekretaris Kwon dan sopirnya
terheran- heran. Sejak kapan bos gue peduli sama orang? Haha..
Mereka sampai di kantor polisi, di ruang investigasi ada
Sung Goon, dan di ruang kaca sudah ada Ha Na, Seo Jin, Tae Joo, dan detektif Na
yang tidak diketahui keberadaannya.
Akan tetapi Sung Goon seolah tau dimana Ha Na berdiri dan
menatapnya dengan tajam.
Detektif Na pun meminta Ha Na untuk memastikan apakah benar
Sung Goon ini pelakunya.
Ha Na berusaha keras meski sangat ketakutan, ia pun
mengatakan bahwa benar Sung Goon adalah pelakunya.
Setelah yakin, detektif Na pun menyuruh petugas membawa Sung
Goon keluar. Sung Goon memberontak dan berlari ke arah kaca dan memukul- mukul
kaca itu.
Ha Na histeris melihat keberingasan Sung Goon, Seo Jin
kuatir melihat Ha Na yang sangat ketakutan, akan tetapi Tae Joo lebih dulu
menutup mata Ha Na dan membawanya keluar.
Seo Jin terlihat merasa terganggu dengan kebersamaan Ha Na
dengan Tae Joo. Saat di jalan ia meminta sekretaris Kwon untuk mencarikan
therapis baru untuk Ha Na.
“ bukan Tae Joo, cari yang lain.”
Eaaa!!!
“ kau butuh terapi, seharusnya bilang padaku kalau kau
perlu.” Kata Seo Jin pada Ha Na.
“ apa kau akan mendengarkan aku?” kata Ha Na.
“ kau bahkan tidak mencoba.”
*cieee, yang mau dicobain, haha*
****
Ha Na ditelpon oleh direktur Ryu untuk membicarakan masalah
sirkus
Sampai di kantor, Ha Na malah ditanyakan yang aneh- aneh
seperti apakah Ha Na mengenal Robin.
Ha Na tidak mau membahasnya dan meminta mereka untuk
langsung ke proyek sirkus.
Direktur Ryu baru akan mengajak Ha Na mengobrol dan Seo Jin
datang.
“ apa yang kau lakukan dengan gadisku?”
*gosh! I cannot believe my ears!*
Ha Na dan direktur Ryu sama- sama kaget setengah mati.
Seo Jin menarik Ha na keluar
“ sejak kapan au menajdi gadismu?”
Seo in mengingat Ha Na yang mengatakan bahwa ia menyukai
Robin malam itu.
“ sejak kapan? Sejak tahun 1975..” maksudnya saat sirkus
Wonderland dibangun. Haha..
Sementara Woo Jung akhirnya diterima bekerja di sirkus
Wonderland. Saat tanda tangan kontrak dengan Ha Na, ia menceritakan tentang
Robin dan bilang pada Ha Na untuk tidak terlalu banyak berharap pada Robin.
Saat Woo Jung akan pulang, ia mendengar bahwa Ha Na sudah
mengutarakan perasaannya pada Robin dan Robin malah pergi tanpa respon apa-
apa.
Woo Jung sangat kaget dengan sikap Robin yang dinilainya
sangat keterlaluan kepada Ha Na.
****
Sementara di kantornya Seo Jin mengingat histerisnya Ha Na
tadi siang.
“ kau seharusnya bilang kalau kau takut! Bagaimana aku sama
sekali tidak tau?!”
*how sweet :’)*
Sementara direktur Ryu bertemu dengan Tae Joo untuk
berkonsultasi. Tentu saja konsultasi itu hanya dalih, karena hal yang
diceritakan oleh direktur Ryu ialah kisah Seo Jin.
Tae Joo memberitahu bahwa dengan
gejala seperti itu bisa saja orang itu menderita BIP (Bipolar Identity
disorder) atau DID (Dissociative Identity disorder). Direktur Ryu seems like
figure out something.
Woo Jung menelpon Robin, Robin
langsung pergi ke kafe Woo Jung.
Disana Woo jung menceritakan apa
yang ia dengar tentang Ha Na. robin kaget setengah mati, ia sadar bahwa Ha Na
bersikap aneh akhir- akhir ini, pasti ini sebabnya.
“ kau tidak bisa seperti itu pada
gadis yang menyukaimu, itu jahat sekali.”
Robin langsung pulang dan mencari
Ha Na, ia menemukan Ha Na sedang duduk di taman sendirian.
Robin minta maaf karena tidak
ingat apa yang dikatakan Ha Na, “ aku tau aku terlihat seperti lelaki brengsek.
Tapi aku benar- benar tidak ingat, aku bukan pura- pura tidak tidak ingat.
Percayalah padaku.”
“ aku percaya padamu, karena
itulah aku menyukaimu. Anggaplah kau memang lupa, tapi pesanku? Kenapa kau
tidak membalasnya padahal aku menunggumu.”
“ pesan?” Robin bingung. Ia
mengecek hapenya tapi pesan itu tidak ada.
Ha Na terlihat sangat sedih
karena ia mengira Robin yang menghapus pesan itu, padahal Ha Na tau benar bahwa
Robin sudah membacanya.
“ sudahlah, aku sudah bilang pada
diriku sendiri bahwa aku akan melupakanmu,” Ha Na pun pergi meninggalkan Robin.
Robin sangat kesal karena ia tau
bahwa ini adalah ulah Seo Jin. Ia segera pergi ke ruangan rahasia untuk membuat
video untuk Seo Jin.
“ baiklah, aku tau kalau
pengakuan Ha Na terjadi saat kau harus pura- pura jadi aku. Tapi yang lain, aku
tidak bisa terima. Kenapa kau menghapus pesanku?!” bentak Robin, pertama kali
liat Robin emosi, haha..
“ ga tau juga ya kenapa..” jawab
Seo Jin di depan layar saat ia melihat video itu.
“ kau melakukannya untuk
menghancurkan aku kan?”
“ itu kau tau, “ balas Seo Jin.
“ kau beruntung kita punya tubuh
yang sama, kalau tidak, aku pasti sudah membunuhmu!”
“ wow, itu kata- kataku untukmu.”
“ aku tidak akan membiarkan ini,
minta maaf!”
“ baiklah, aku min- ta – ma –
af.” Kata Seo Jin mengeja tiap suku katanya. Ia terlihat puas akan apa yang
sudah ia lakukan kepada Robin.
****
Comment : I’m very happy to see Seo Jin has changed bit by
bit :D
Mulai terlihat bahwa Seo Jin pun sebenarnya memiliki
kepribadian yang baik, hanya saja ia tidak pernah memberi dirinya sendiri kesempatan
untuk membiarkan kepribadian itu keluar, oleh karena itu lahirlah Robin.
Sejak diculik saat kecil dan ayahnya tidak menolongnya, Seo
Jin memutuskan untuk mencintai dirinya sendiri. oleh karenanya ia membuat Robin
sebagai kepribadian yang baik yang tidak mau Seo Jin miliki akibat trauma masa
lalunya.
And, triangle love is sure difficult :’)
Melihat emosi Robin di episode ini, aku takut setelah ini
Robin mulai menganggu dan malah mau melenyapkan Seo Jin selamanya.
Bisakah? Tidak ada yang tidak mungkin.
Waww amazing, i cant belive his can doit like that. And thanks to your story about this. Iam so happy have read.
BalasHapus