****
“ aku tidak minta
padamu untuk mencintaiku juga, aku tau bahwa kau lebih nyaman jika bersama
Robin. Tapi aku juga ingin belajar mencintai, mencintaimu hati dan sikapmu yang
hangat. Aku ingin menjalani hidup seperti itu, apa aku meminta hal yang
mustahil? “ tanya Seo Jin.
“ aku juga memikirkan kenapa aku sejauh ini membantumu.
Apakah karena aku hanya ingin menolongmu atau apakah karena aku memang tertarik
padamu, ataukah karena aku kasian padamu karena aku menganggapmu sebagai
saudara Robin.”
Seo Jin dengan tenang menjawab, “ lalu apa kesimpulanmu?”
“ kau membuat kepribadian karena trauma masa lalumu, dari
dua kepribadian itu aku merasakan hal yang berbeda. aku menenangkan yang
satunya dan aku ditenangkan oleh yang lain. Meski cinta bisa menyembuhkan
seseorang tapi tetap saja tidak bisa menyembuhkan sepenuhnya. Aku mungkin hanya
obat bagimu direktur, “
“ aku lebih memilih bersama orang yang bisa membuatku nyaman
dan tertawa, seseorang yang bisa aku berikan hatiku. Pikirkanlah kembali
tentang hal ini direktur.”
Oohh jadi gitu cara nolak baik baik, haha. Noted!
“ jangan menyimpulkan apa yang aku rasakan. Tapi aku akan
memikirkan kata katamu, minumlah obat itu.” kata Seo Jin.
Malamnya Robin terbangun, ia teringat memori Seo Jin bersama
Ha Na dan Soo Hyun. It’s all set.
Ha Na sudah tidak ada di rumah Seo Jin lagi, ia meninggalkan
pesan untuk Robin dan Seo Jin.
****
Direktur Ryu dan pacarnya ( hehe ) datang ke kafe ayah
Woojung, mereka berharap bisa bertemu dengan Robin.
Direktur Ryu ingin membantu Robin hidup agar Seo Jin bisa
hilang selamanya dan posisinya sebagai CEO tidak ada yang ganggu gugat.
Dari percakapan ayah Woojung di telpon diketahui bahwa Robin
minta tolong kepada ayah Woojung untuk membuatkan identitas juga mencarikan
rumah beserta tempat tinggal untuknya.
Robin rupanya ingin go public ( is he nuts?! What about Seo
Jin? )
Begitu tau bahwa apartemen dan tempat kerajanya siap, Robin
mengajak Ha Na untuk beli beli interior rumah.
“ Robin, kau tidak penasaran tentang apa yang terjadi
kemarin? Bukankah kau selama ini penasaran?”
“ mwo, kau bilang
semua sudah beres. Itu semua urusan Seo Jin, bukan aku.”
Robin dan Ha Na tiba di apartemen Robin, ia mengatakan bahwa
selama ini ia tidak pernah punya apa apa, bahkan ID pun dia tidak bisa bikin. “
aku melakukan semuanya atas nama orang lain.”
“ meski begitu, aku ingin membuat sesuatu yang jadi milik
kita berdua, jadi mari jadikan tempat ini milik kita saja.”
Mereka berdua ke rumah lama Robin untuk membawa barang
barang yang mau di pindah ke apartemen.
Disana Robin menjelaskan pada Ha Na bahwa ia mau beli baju
karena dalam beberapa hari ia akan mengadakan meeting dan press conference
perihal webtoon miliknya.
“ aku meminta ayah Woojung memanggil reporter juga, aku
ingin melakukan yang terbaik sebagai diriku sendiri,”
Mulai betingkah ya alter ego ini, aku ga jadi seneng sama
second lead deh, balik to lead, hahahaha.
Ha Na doesn’t seem to like it too, ia meminta Robin perlahan
lahan saja melakukan semuanya karena Seo Jin juga baru saja menata hidupnya.
Tapi Robin bersikeras mengatakan bahwa ia selama ini juga
sudah banyak mengalah.
“ semua orang pasti ingin aku pergi setelah ini, oleh
karenanya aku harus melindungi diriku sendiri, supaya aku bisa tetap bersamamu
dan mencintaimu.”
Ha Na speechless, hehe.
****
Sekretaris Kwon masuk ke kamar Seo Jin dan langsung memeluknya, “ bagaimana bisa kau
malah bersama Ha Na dan tidak bilang apa
apa padaku? Bukankah kita dekat?” wkwkwk.
“ apa kau kuatir?”
Sekretaris Kwon ngomel ngomel tentang bagaimana kerasnya ia
bekerja untuk Seo Jin selama ini,
“ lalu kemarin adalah yang terberat?” tanya Seo Jin
“ ya!”
“ terima kasih.” Kata Seo Jin.
Sekretaris Kwon kaget setengah mati mendengar kata kata itu keluar
dari mulut Seo Jin, haha.
Pada akhirnya Sekretaris Kwon menjelaskan bahwa Soo Hyun
sudah ada di kantor polisi tapi ia tidak mau bicara satu kata pun.
Seo Jin pun pergi ke kantor polisi siapa tau ia bisa membuat
Soo Hyun bicara.
Di ruang interogasi, Soo Hyun dan Seo Jin duduk
berdampingan.
“ nyaman kan rasanya diam? Akupun diam saja setahun setelah
kejadian itu, lebih mudah bagi diriku sendiri. seperti yang kau bilang bahwa
kau adalah orang yang paling tidak pantas disalahkan, aku ingin kau merasa
nyaman.”
“ kau tidak mengkhianatiku, aku lah yang mengkhianatimu.
Maafkan aku. Dan karena aku sudah berprasangka buruk padamu karena ayahmu, aku
juga minta maaf.” Kata Seo Jin.
Soo Hyun diam saja, tapi beberapa kali ia terlihat tersentuh
dengan perkataan Seo Jin.
Seo Jin menyerahkan amplop ke Soo Hyun, ia minta Soo Hyun
membukanya.
Isi amplop itu adalah gambar Soo Hyun dulu yang masih
tersimpan rapi di rumah Seo Jin.
Diceritakan dulu saat kecil mereka selalu belajar bersama,
Seo Jin dan Soo Hyun sama sama punya peer.
Seo Jin punya peer menggambar dan Soo Hyun punya peer
matematika.
Mereka berdua sama sama pusing dengan peer masing masing
karena merasa itu bukan passion mereka #sedhap, haha.
“ kita tukeran peer yuk?!” tawar Seo Jin
“ boleh! Biar kita cepet main.” Soo Hyun setuju. Begitulah
akhirnya Soo Hyun membuatkan peer menggambar Seo Jin dan sebaliknya.
Kembali ke jaman sekarang.
“ itu punyamu, kau menggambarkan untukku, aku bahkan dapat
penghargaan karena kau. Kau pintar menggambar.” Kata Seo Jin.
They have a very beautiful memories as bromance, haha.
Seo Jin selalu memeluk Soo Hyun yang ketakutan naik swing
boat, saat nonton bioskop Seo Jin suka menutup mata Soo Hyun kalau ada adegan
syur, wkwk.
“ Robin pintar menggambar juga, aku pikir itu bukan apa apa.
Tapi sepertinya aku banyak memikirkanmu, sehingga karakter yang aku buat pun
jadi pintar menggambar,” kata Seo Jin. Ia hendak pergi karena Soo Hyun tidak
kunjung bicara, Seo Jin tidak ingin memaksa Soo Hyun.
“ Seo Jin – ah.” Akhirnya! Hehe.
“ maaf.. aku minta maaf mewakili ayahku. Jadi jangan datang
lagi, mari kita salling melepaskan diri.”
Seo Jin menghela nafas, “ aku tidak punya teman, selain kau.
Aku akan kembali.”
Hiks, terharu sama baiknya hati Seo Jin yang baru baru keliatan,
:’), he refused to let go even when Soo Hyun beg him to. What a friend :D
Well there’s saying that seorang sahabat harus punya lubang
kuburan sendiri untuk mengubur kesalahan- kesalahan sahabatnya. I don’t have
Seo Jin heart, really :’)
****
“ waah, aku kecewa. Sepertinya kau semakin baik saat aku
tidak ada. Entah berapa kali aku memintamu melakukan ini tapi kau tidak pernah
dengarkan aku.” Kata Dokter Kang.
“ aku ingin fokus dengan diriku sekarang, melakukan hal yang
ingin kulakukan.”
“ seperti?”
“ hmm, belajar bicara.”
Dokter Kang tertawa, “ bicara?”
Seo Jin mengangguk, “ aku sepertinya ada masalah dengan cara
bicaraku, aku juga tidak mendengarkan orang lain berkata apa. Makanya aku tidak
bisa merasakan apa yang orang lain rasakan dan apa yang aku rasakan.”
****
Di tempat lain Ha Na bertemu dengan sekretaris Kwon,
Sekretaris Kwon menanyakan ada apa Ha Na ingin ketemu.
Ha Na menanyakan bagaimana jika Robin muncul di muka publik?
“ bagaimana menurutmu? Direktur Goo pasti kehilangan kesempatannya
menjadi pewaris dan CEO. Selama ini ia mengatasi penyakitnya sendiri dengan
baik, kalau Robin sampai muncul di publik maka presdir Goo akan mengurung
direktur Goo di rumah sakit atau membuangnya jauh jauh di pulau terpencil,”
wkwkwk, kasian amat. Tapi itu membuat Ha Na sadar bahwa Robin memang tidak
seharusnya mempublikasikan dirinya.
Niat Seo Jin untuk belajar bicara ternyata benar benar
nyata, ia ke kantor ayahnya dan bilang terima kasih atas kata kata yang sudah
ayahnya ucapkan padanya, ia juga mengatakan bahwa ia akan mengurus masalah
Robin selagi ia mengambil masa cuti.
Setelah itu Seo Jin masuk ke ruang sirkus, bukan untuk
mencari Ha Na tapi untuk mengajak ngobrol staffnya,
Begitu Seo Jin masuk, ruangan jadi sepi, tidak ada yang
berani bicara.
“ tidak nyaman kan bersamaku?” tanya Seo Jin.
Para staff menyangkalnya,
“ tapi aku tidak berencana pergi, kalau kalian mau terus
merasa tidak nyaman, silakan saja.”
Jin Joo akhirnya memberikan pekerjaan kepada Seo Jin, ia
menyuruh Seo Jin memegang baju perform sementara ia menjahitnya, wkwk.
Saat mereka sedang kerja, mereka mengoborol kesana kemari,
mereka membicarakan musik korea tapi Seo Jin tidak mengerti sehingga mereka
mengganti topiknya.
Dan saat topik diganti ke topik politik, giliran woo jung
yang tidak tau, haha.
Beberapa saat kemudian Ha Na masuk dan kaget melihat Seo Jin
di dalam.
Ha Na mengajak Seo Jin keluar.
“ aku pikir aku sudah dengan jelas mengatakannya padamu
direktur.”
“ ya, tapi bukan berarti aku tidak boleh ketemu timmu kan?
Aku juga ingin merasakan, tertawa, dan mengobrol. Apa tidak boleh?”
“ aku ingin menemukan diriku dan jadi lebih baik. Apa tidak
boleh?”
“ bukan itu maksudku direktur,”
“ lalu? Aku sedang berusaha menjadi lebih baik, aku tidak
tau kalau kau tidak suka usahaku, maaf,” Seo Jin pun berlalu dari Ha Na. Seo
Jin ini straight to the point banget, haha.
****
Dokter Kang datang ke kantor presdir dan bilang bahwa
kondisi Seo Jin sepertinya makin membaik
“ tapi kenapa Robin masih muncul? Bukankah seharusnya ia
menghilang saat masalah Seo Jin sudah selesai?”
“ ini masih asumsiku saja, tapi ini mungkin ada kaitannya
dengan Ha Na.”
“ leader Jang? Kenapa? Apa karena Robin dan Ha Na pacaran
makanya Robin tidak mau pergi?”
“ ya mungkin saja seperti itu, tapi apa Seo Jin suka pada Ha
Na?”
“ memangnya kenapa
kalau Seo Jin suka pada Ha Na?” tanya presdir.
“ jika demikian maka mungkin saja seo Jin yang membiarkan
Robin tinggal. karena dalam hatinya yang paling dalam, Seo Jin tidak ingin
wanita yang dicintainya kehilangan pria yang dicintainya.”
*rumit ya hidup ini -,-*
Keluar dari kantor presdir, sekretaris Kwon ngomel ngomel
pada dokter Kang kenapa menyebut Ha Na di depan presdir, setelah ini presdir
pasti menyuruh Ha Na pergi.
“ sekretaris Kwon. Aku ini dokter, tugas seorang dokter
adalah menyembuhkan penyakit. Aku tau Robin itu punya kepribadian yang
mengagumkan, tapi secara medis Robin adalah gejala dari penyakit mental. Secara
medis ia harus aku lenyapkan.”
*auch, Robin penyakit, *
“ tapi Ha Na,”
“ secara profesional apa yang aku katakan tadi sangatlah
wajar dan pasien juga keluarga harus tau tentang hal itu.”
Beberapa saat kemudian presdir memanggil Ha Na ke kantornya,
ia menanyakan perihal hubungan Ha Na dengan Robin dan Seo Jin.
Ha na mengakui bahwa ia dan Robin memang pacaran, tapi
dengan Seo Jin tidak seperti itu.
Presdir nampak mengerti dan mengatakan bahwa ia ingin
anaknya hidup normal tanpa gangguang Robin yang selama ini hanya seperti
ilusi,.
Well it’s hard for Ha Na to admit that Robin is an illusion,
secara setiap malem mereka ketemu, makan bareng, ketawa bareng, they even
kissed. So how suppose Ha Na think that Robin is an illusion, he’s too real,
hehe.
“ Ha Na ssi, aku ingin anakku punya kehidupan yang normal,
aku ingin ia jadi penerus Wonder group. Oleh karena itu aku mohon pergilah dari
sisi Seo Jin. Apabila ia bisa kembali normal tanpamu, maka pergilah. Aku harap
kau mengerti.”
Wow, cara mengusir paling halus di sejarah drama korea, ga
ada tiket pesawat untuk si cewek ( the heirs ), atau adegan siram muka pake air
( at least secret garden ) haha.
See, semua tuh bisa di omongin baik baik, haha.
Malam itu Robin ingin mengadakan konferensi pers, Ha Na
tidak sepakat dengan hal itu. akhirnya setelah beberapa perdebatan Robin
akhirnya tidak jadi mengadakan konferensi pers.
Seo Jin terbangun dan melihat video dari Robin, ia tau dari
Robin bahwa Ha Na menemui ayahnya kemarin dan presdir meminta Ha Na untuk
pergi.
Seo Jin pun ke kantor ayahnya untuk mengkofirmasi hal
tersebut,
“ apa ayah menyuruhnya pergi?”
“ ya..”
Seo Jin menghela nafas, “ kalau aku memberitahu siapa Robin
ke publik, maka Ha Na tidak perlu pergi kan?”
Ayahnya kaget mendengar pernyataan Seo Jin.
“ mulai sekarang, bukan hanya kepentingan ayah yang akan aku
perjuangkan, tapi kepentinganku
sendiri juga.”
****
Tidak ada komentar:
Posting Komentar