****
Soo hyun datang dan
membekap mulut Ha Na, sementara di dalam mobil Sekretaris Kwon tertidur setelah
dibekap oleh Soo Hyun dengan sapu tangan.
Saat ia sadar, ia segera tau bahwa Direktur kesayangannya
bisa berada dalam bahaya.
“ jadi kau sudah menelpon polisi? Suruh mereka tunggu di
pintu depan, atau direktur Goo dan Ha Na akan aku sakiti” kata Soo Hyun yang
menjawab telpon sekretaris Kwon dari hape Seo Jin.
Seo Jin dan Ha Na berada dalam keadaan terikat,
“ beginilah rasanya dikhianati, cobalah mengerti keadaanku,
oke?” kata Soo Hyun kepada Ha Na.
“ Soo Hyun- ah, biarkan ini menjadi masalah kita berdua,
jangan libatkan Ha Na.”
“ bukankah kau perlu pelindung saat ini?”
“ tidak, biarkan dia pergi. Aku akan menerima apapun yang
akan kau lakukan padaku tanpa pelindung
di depanku.”
Sekretaris Kwon menghubungi semua orang tentang hal ini
termasuk presdir Goo dan detektif Na.
Sementara Soo Hyun berkeliling rumah Seo Jin, ia sudah tau
bahwa pasti ada CCTV di rumah ini, tapi ia tidak mengira akan ada sebanyak ini
CCTVnya.
Detektif Na datang dan menawarkan apa yang bisa ia lakukan untuk mengeluarkan mereka
bertiga hidup hidup.
“ baiklah, telpon tim untuk mematikan CCTV di rumah ini,
kita tidak mau Soo Hyun tau kita masuk.”
“ tidak bisa, CCTV di rumah ini di install sendiri direktur
Goo.” Kata bodyguard yang mirip Jaejoong, hehe.
“ baiklah, kalau begitu ada berapa CCTV dan ada dimana
saja?”
“ ada sekitar 28.”
“ apa bangunan ini adalah stasiun TV? Kenapa banyak sekali
kameranya?” wkwkwk, detektif Na mulai stress.
Di dalam rumah, Soo Hyun mengeluarkan dua laptop, dokter
Kang menelpon ke hape Seo Jin tapi saat ditawari Soo Hyun, Seo Jin bilang dia
tidak mau angkat.
“ kau bilang bahwa aku adalah pengecut yang punya pelindung
dimana mana jadi aku bisa bersembunyi. Aku tidak mau lagi seperti itu, aku
hanya ingin bicara face to face denganmu. Jadi biarkan juga Ha Na pergi.”
“ lihatlah dirimu, kau pura pura kuatir padanya padahal kau
kuatir bahwa kau tidak akan bisa hidup tanpanya. Kau mengkuatirkan hidupmu,
bukan hidupnya.”
“ tidak! Aku kuatir pada hidupnya, bukan hidupku! Dia tidak
ada hubungannya dengan ini semua, biarkan dia menjalani hidupnya tanpa ingatan
mengerikan ini.”
****
Sekretaris Kwon benar, Soo Hyun lewat hape Seo Jin menelpon
presdir Goo. Untungnya presdir Goo sudah aware dengan hal ini, ia didampingi
polisi dan direktur Ryu.
Inti kenapa Soo Hyun menelpon ialah ia ingin presdir Goo
berbicara lewat video call dengan Jung Man Shik, untuk memprovokasi kebenaran.
Tapi dalam beberapa saat sambungan dengan presdir Goo
diputus oleh Soo Hyun, Seo Jin meminta kepada Soo Hyun untuk membuktikan siapa
yang benar.
“ biarkan Man Shik berada dalam keadaan bebas tanpa tekanan,
apabila ia tetap mengatakan bahwa ayahmu bukan teman kerjasamanya, maka aku
akan menyerahkan semua yang aku miliki. Tapi penuhi syarat yang aku ajukan.”
Soo hyun menyepakati syarat itu dan meminta polisi menjemput
Jung Man Shik dan membawa dia ke hadapan Soo Hyun dan Seo Jin.
“ apa kau yakin bahwa kau benar? bisakah kau mengatasinya?”
“ meski aku salah,tapi aku harus melewati hal ini. hanya
dengan melewati ini maka aku bisa melanjutkan hidup.”
“ aku akan percaya padamu, meski kau salah, tapi kita
bersama sama melakukan ini, aku ingin melakukan itu.”
Seo Jin tersenyum ( manis) mendengar jawaban Ha Na.
Di dalam van, ada dokter Kang, Sekretaris Kwon, Detektif Na
dan direktur Ryu. Dokter Kang menanyakan bagaimana detektif Na akan membuat Man
Shik mengaku.
“ kalau ia mengaku bahwa ayah Soo Hyun bukan rekannya maka
itu akan menghancurkan Seo Jin. Dan apabila ia mengatakan sebaliknya, aku tidak
berani membayangkan bagaimana Soo Hyun akan bereaksi akan hal itu.”
*aigooo.. decision is decision*
“ bagaimanapun yang paling penting ialah mengeluarkan mereka
bertiga hidup hidup. Yang harus Man Shik katakan ialah ayah SooHyun bukanlah
rekannya. Masalah kebenaran bisa diungkapkan nanti.” Kata detektif Na, it seems
like he cannot come up with a better idea, me too!!!
Setelah berdebat panjang akhirnya mereka setuju akan rencana
detektif Na, beberapa saat kemudian Man Shik datang dan bicara face to face
melalui video conference.
Seo Jin mulai menanyakan mengenai apa yang ia ingat, “ aku
mendengar kau menelpon seseorang saat itu. siapa itu? apa Lee Joo Kyung?”
“ benar bahwa aku dan dia saling kenal. Dia bilang bahwa ia
bekerja sebagai sopir untuk presdir Goo. Disanalah rencana penculikan dibuat,
tapi, Lee Joo Kyung tidak ada hubungannya dengan kasus ini.”
Mendengar itu, Seo Jin sangat terpukul, mungkinkah memorinya
salah lagi? Mungkinkah ia bersembunyi pada memori yang ia buat sendiri lagi?
Sebaliknya Soo Hyun tersenyum puas, ia mengeluarkan segala
ejekan untuk Seo Jin.
Sementara Seo Jin struggling dengan dirinya, ia ingat
bagaimana beberapa kali ia tidak yakin dengan dirinya sendiri, bagaimana ia
susah membedakan mana memori yang ia buat dan mana yang kenyataan.
Apa memori inipun adalah buatannya sendiri? poor Seo Jin, it
must really scary when you are not sure about your own memories.
Seo Jin mulai sesak napas, seolah ada yang mau keluar dari
dirinya, Robin? Terry?
“ tidak, kau harus bisa menahannya!” kata Ha Na.
“ dengarkan aku, kau janji akan melaluinya! Jangan
bersembunyi, kau bilang akan melalui semuanya!
Seo Jin berusaha sekuat tenaga mengendalikan dirinya.
“ kalau kau lari lagi, maka aku juga akan lari darimu,
selamanya. Buka matamu, buka matamu Goo Seo Jin!!” bentak Ha Na, bhakakakak,
dia engga tau lagi mau ngomong apa.
Ahirnya Seo Jin membuka matanya dan sadar sebagai Seo Jin,
bukan yang lain.
Setelah puas mengejek Seo Jin, Soo Hyun melihat Man Shik yang
memegang kepalanya, ia sepertinya pusing karena tertekan.
Di pergelangan tangan Man Shik, terlihat sebuah tato yang
membuat Soo Hyun teringat sesuatu.
Ingatan akan penculikan hari itu pun kembali satu persatu
kepada Soo Hyun, ia ingat bahwa Man Shik saat itu mengatakan padanya untuk
pergi dari sini karena ayah Soo Hyun telah berhasil mencuri uang dari ayah Seo
Jin.
Soo Hyun kecil berlari ke tempat yang diperintahkan Man
Shik, akan tetapi ia tidak menemukan ayahnya dalam keadaan hidup, ayahnya
meninggal dalam kecelakaan.
“ kau hanya perlu mengajak temanmu seperti yang ayahmu
suruh. Tapi sekarang semuanya berantakan, kenapa kau membantu temanmu kabur?! Apa
kau dan ayahmu budak mereka?!!” bentak Man Shik.
*terungkap sudah, ayah Soo Hyun fix adalah rekan kejahatan
Man Shik*
Soo Hyun besar menangis, really I don’t have words to even
try describe his feeling :’(
“ Seo Jin –ah..” kata Soo Hyun sambil duduk membelakangi Seo
Jin.
Seo Jin terlihat iba pada Soo Hyun, “ ya, bicaralah.”
“ aku ingat semuanya yang terjadi. Kau minta kita naik swing
boat tapi kau tidak mau.’
“ ya, dan aku mengejekmu penakut.”
Soo Hyun tertawa kecil, “ ya dan aku mengejekmu karena tidak
berani masuk ke rumah hantu. Saat itulah aku memaksamu masuk ke rumah hantu, ya
aku melakukannya. Seo Jin, kau menang.”
“ lakukanlah apa yang mau kau lakukan, aku akan
mengeluarkanmu dari sini.” Soo Hyun pun melepaskan ikatan Seo Jin dan Ha Na.
“ biarkan Ha Na keluar dulu, “
“ direktur Goo..”
“ lalu kau?” tanya Soo Hyun.
“ aku akan disini. Aku akan tinggal di sisimu. Aku tidak
bisa bersamamu saat itu, tapi hari ini aku akan bersamamu. Mari kita lewati
ini, bersama”
Awww.. that’s very sweet >.< bromance is born, haha.
“ kau keluarlah. Aku bukan menyuruhmu pergi, aku hanya minta
privasi dengan Soo Hyun.” Kata Seo Jin kepada Ha Na, wkwk. Ha Na pun keluar
dari rumah itu dengan selamat.
Saat Ha Na keluar semuanya heboh, semua ingin masuk dan
menangkap Soo Hyun. Tapi Ha Na melarang mereka dan meminta untuk menunggu
sebentar lagi.
Di dalam Seo Jin bicara empat mata dengan Soo Hyun, diluar
dugaan Soo Hyun tidak menyerang Seo Jin bahkan setelah tau bahwa ayahnya memang
pelaku penculikan.
“ kita sudah berusaha keras untuk bertahan hidup, mari
jangan lagi salahkan orang tua kita dan salah satu dari kita akan hal itu. oleh
karena itu Soo Hyun ah, mari kita lanjutkan hidup kita.”
Beberapa saat kemudian, mereka berdua keluar. Soo Hyun
terlihat sangat kuyu dan tidak melakukan perlawanan apapun saat ditangkap oleh
polisi.
Dokter Kang ikut ke kantor polisi bersama Soo Hyun, Seo Jin
menatap temannya itu dengan iba.
Seo Jin berjalan sendirian semalaman, ga sendiri banget sih,
karena Ha Na mengikutinya dari belakang.
Mereka berdua duduk di sebuah bangku di tengah dinginnya
malam.
“ direktur kau orang yang sangat baik. Kau bahkan tidak
membenci temanmu yang mengkhianatimu,”
“ terima kasih sudah berpikir seperti itu.”
“ aku bukan berpikir seperti itu, itulah kenyataannya. Saat kau
tidak suka pada orang biasanya lebih mudah untuk membencinya saja, lebih baik
untuk kesehatan mentalmu.” Kata Ha Na, true! Haha.
“ apa kau juga seperti itu?” tanya Seo Jin.
“ tentu saja, aku akan mengumpat pada orang yang aku tidak
sukai.”
“ pasti aku sudah kau kutuk berkali kali, “ wkwkkwkwk..
“ aku selalu ingin menjadi seperti ayahku, aku ingin menjadi
seperti dirinya dan mengalahkannya.”
“ disitulah masalahmu, direktur. Kau, bisa menjadi lebih
baik dari ayahmu. Kau harus tau itu.”
****
Semua orang bingung karena Seo jin dan Ha Na tidak pulang,
staff Ha Na mencari kemana Ha Na pergi, sampai Presdir Goo pun mencari dimana
anaknya yang tak kunjung pulang.
Sekretaris Kwon menelpon Ha Na, Ha Na mengatakan bahwa ia
sedang bersama Seo Jin.
Ternyata mereka sedang makan bareng, cieee.. hehe.
Seo Jin pun menerima telpon dari ayahnya.
“ kau dimana? Bukankah kau seharusnya ke rumah sakit?
kalaupun tidak, bukankah harusnya kau datang padaku?!” presdir marah marah sama
anaknya
“ apa ayah kuatir padaku, katakanlah kalau ayah kuatir. Sudah
dulu ya.” Seo Jin lagi males dimarahin, hehe.
“ Seo Jin- ah.” Panggil presdir.
“ maafkan ayah. Ayah minta maaf.” Sekretaris Kwon kaget
setengah mati mendengar laki laki berhati tua ini minta maaf, hehe. Seo Jin pun
demikian.
“ pulang dan istirahatlah, ayah mengkhawatirkanmu.” Awww,
child and parent reconciliation always warms my heart ^^
Seo Jin langsung kikuk setelah menerima telpon dari ayahnya,
ia segera makan dengan canggung makanan di depannya yang sebenarnya tidak
sesuai dengan seleranya.
“ apa yang presdir katakan?”
“ dia menyuruhku pulang dan istirahat.” Cieee..
Saat mereka sampai di rumah, Ha Na menyuruh Seo Jin
istirahat karena mereka pasti akan sibuk bolak balik ke kantor polisi setelah
ini.
“ jadi kau akan pergi dari sana?” kata salah satu unnie di
sirkus.
“ ya, aku harus pergi karena semuanya sudah berakhir.”
“ baiklah, pikirkan itu nanti. Sekarang minumlah obat
sebelum tidur supaya kau besok tidak sakit.”
Ha Na turun untuk mengambil obat, akan tetapi Seo Jin sedang
menyiapkan semuanya untuk Ha Na.
“ apa kau sakit, direktur?”
“ tidak, ini untukmu. Minumlah ini supaya saat bangun kau
tidak sakit.” Seo Jin nguping? Haha.
“ lalu bagaimana denganmu? Apa kau sudah minum obat?”
“ tadi ayahku mengatakan hal yang seumur hidupnya tidak
pernah ia katakan. Ia minta maaf. Aku juga ingin mengatakan hal yang tidak
pernah aku katakan sebelumnya.”
“ apa boleh aku mencintaimu?” tanya Seo Jin kepada Ha Na.
Hahahahahaha, boleh banget!!
****
Tidak ada komentar:
Posting Komentar