BAGIAN I
“ Myungsoo- yah,[①]bangunlah!!!”
Sunggyu berteriak sambil menempelkan alarm handphone yang sejak tadi berbunyi.
Sementara itu Myungsoo masih
tertidur dengan lelap, wajah tirusnya yang sangat rupawan bahkan masih
terpancar saat ia tertidur, “ 10 menit lagi hyung[②],
kita baru saja selesai latihan 3 jam yang lalu.” Kata Myungsoo sambil memeluk
guling yang diberikan oleh salah satu fansnya.
“ ya! Apa maksudmu, aku
bahkan harus membereskan ruang latihan setelah kalian tidur. Jangan terlambat
di hari pertama kuliah kita.” Kata Sunggyu, kakak tertua sekaligus leader grup CARPEDIEM,
mulai putus asa. Myungsoo adalah member yang susah untuk dibangunkan.
“ Hyung, biar aku saja yang
menanganinya.” Hoya muncul dari balik pintu. Hoya merupakan member CARPEDIEM
yang bertugas sebagai main dancer dan rapper di grup mereka. Hoya memiliki
tinggi badan 178 sentimeter, lebih pendek jika dibandingkan dengan Myungsoo dan
kelima member lainnya. Tapi soal kekuatan fisik, jangan pernah meremehkan Hoya.
Ia pernah dianugerahkan sebagai Most Valuable Player dalam Idol Championship
selama dua tahun berturut- turut. Ia juga sudah lulus level 3 ilmu beladiri
taekwondo.
Hoya melipat lengan
jaketnya, ia menarik kaki Myungsoo yang tentu saja masih lelap tidur, Hoya
menarik tubuh Myungsoo ke kamar mandi, lalu menyalakan showernya.
“ Myungsoo- yah, maafkan
aku.” Setelah mengatakan itu Hoya menyiram wajah Myungsoo dengan air dingin,
tidak banyak, dengan porsi yang cukup membuat mata Myungsoo terbuka lebar.
“ cepatlah, aku sudah membuatkan
telur dadar untukmu.” Myungsoo mengangguk angguk mengerti.
Sepuluh menit kemudian,
member yang lain sudah berada di ruang tamu. Lima dari tujuh member CARPEDIEM
akan memulai kuliah mereka hari ini di Universitas Dongguk. Kelima member itu
ialah Myungsoo, Sunggyu, hoya, Dongwoo, dan Sungyeol. Sementara dua member
lainnya, Sungjong dan Woohyun tidak mendaftar karena mereka sudah lulus akademi
seni sebelumnya, berbeda dengan kelima member yang lulus dari sekolah formal
biasa.
“ Hyung, kenapa cepat sekali
kau keluar?” Tanya Sungjong sang maknae[③]melihat
Myungsoo yang sudah memakai ranselnya dan memakan telur dadar kesukaannya.
“ kau tau, aku tidak perlu
berbuat banyak untuk terlihat tampan.”
Sungyeol mendengus mendengar
perkataan itu, “ hei kau, jangan duduk di sebelahku nanti. Aku tidak mau orang
– orang salah focus padamu, bukan padaku.” Sungyeol adalah teman terdekat
Myungsoo di CARPEDIEM. Mereka sebenarnya berbeda usia satu tahun, tapi Sungyeol
mengijinkan Myungsoo untuk memangilnya tanpa sebutan Hyung. Sungyeol selalu
berkata ia tidak mau sebelahan dengan Myungsoo karena takut kalah saing, tapi
nantinya mereka berdua selalu terlihat bersebelahan.
“ aku juga tidak mau duduk
sebelahan denganmu.” Papar Hoya kepada Sungyeol. Terang saja karena Sungyeol adalah
member yang paling tinggi di CARPEDIEM, Hoya tidak mau imagenya hancur gara –
gara masalah tinggi. masalah Idol di korea, dimana penampilan terkadang menjadi
yang utama.
“ hei lihat, CEO sms aku.
Katanya jangan sampai terlambat dan jangan membuat masalah di hari pertama
kuliah.” Kata Dongwoo menyela pembicaraan. Dongwoo adalah kakak tertua kedua
setelah Sunggyu. Ia dijuluki malaikat baik oleh stasiun tivi maupun oleh para
member karena auranya yang positif serta jarang sekali marah, ia yang membuat suasana
selalu ceria dimanapun CARPEDIEM berada.
“ dengarkan CEO dan
pergilah, manager hyung harus mengantar kalian dulu baru bisa mengantar aku ke
lokasi syuting. Ini bukan hari penting kalian saja.” Kata Woohyun yang tidak
ikut kuliah. Hari ini adalah hari dimana dia akan melakukan reading pertama untuk drama meski ia bukan sebagai pemeran
utamanya. Woohyun berada di posisi main vocal CARPEDIEM bersama dengan Sunggyu, akan tetapi ia juga punya passion lain di dunia seni peran.
“ baiklah baiklah, ayo kita
pergi. Myungsoo bersihkan mulutmu.” Kata Sunggyu. “ Sungjong- ah, jangan lupa
bereskan kamarmu.”
Sungjong tidak mempedulikan
omongan Hyungnya yang memang suka memerintah dirinya setiap hari, ia
melanjutkan menonton acara tivi pagi kesukaannya.
BAGIAN II
Sampai di lantai bawah,
tidak terlihat kerumunan wartawan. Agensi mereka bukanlah agensi yang suka
mempublikasikan hal pribadi artis mereka. Terlebih lagi mengenai niat mulia
artis mereka untuk memperdalam ilmu music mereka, public Korea masih menganggap
bahwa Idol maupun artis yang masuk universitas hanyalah pencitraan belaka
terutama bila idol masuk ke universitas bergengsi seperti Dongguk, masyarakat
akan lebih banyak beranggapan mereka bisa diterima karena mereka populer dan
bukan karena isi otak mereka, jadi agensi tidak ingin menodai niat baik untuk
dengan anggapan miring dari media.
“ haaahhh… sudah lama
rasanya aku tidak duduk di dalam kelas.” Celetuk Hoya di dalam mobil yang
membawa mereka ke Universitas Dongguk.
“ tentu saja, pasti terasa
sangat lama untukmu, sudah berapa tahun?” goda Sunggyu.
Hoya hanya melengos
menyesali celetukannya sendiri
“ haha.. pastinya lebih lama
dari yang aku rasakan.” Balas Sungyeol.
Sementara Myungsoo hanya
tersenyum di bangku belakang.
“ baiklah baiklah, aku salah
bicara. Maafkan aku.” Kata Hoya menyudahi pembicaraan tentang dirinya. Hoya
seumuran dengan Sungyeol, hanya saja Hoya memilih jalan yang berbeda dengan
Sungyeol. Pada saat kelas dua SMA Hoya memutuskan untuk keluar dari sekolah dan
mengejar mimpinya sebagai penyanyi dan penari. Keinginan itu ditentang keras
oleh ayahnya hingga membuat Hoya harus keluar dari rumah. Setelah itu Hoya
mengikuti audisi di berbagai agensi dan telah ditolak sebanyak 20 kali sebelum
akhirnya ia diterima di Wonder Entertainment, agensinya sekarang, dan debut
sebagai member CARPEDIEM. Dengan pengalaman hidupnya yang berat, Hoya merupakan
member yang paling terlihat kerja keras serta ambisinya untuk mencapai
kesuksesan. Berlatih 20 jam dalam sehari adalah hal biasa baginya.
Myungsoo yang sejak tadi
mengamati jalan dari jendela mobil van mereka meminta Sunggyu menghubungi
seseorang, “ Hyung, hubungi CEO dan bilang bahwa kita akan terlambat. Macet
sekali..”
Sunggyu mendongak melihat
kemacetan di depan dan langsung menghubungi CEO mereka, alhasil CEO mereka pun
segera menelpon pihak universitas untuk menginformasikan keterlambatan mereka.
“ ini semua salahmu, andai
saja kau bisa bangun tanpa disiram Hoya.” Kata Sungyeol yang tidak dibalas oleh
Myungsoo.
Empat puluh menit kemudian
mereka sampai di tempat, kelas sudah dimulai 15 menit yang lalu. Mereka harus
memasang wajah tebal karena malu terlambat.
“ hyung kau bisa
melakukannya, jalan duluan.” Usul Hoya.
“ tidak bisa. Siapa diantara
kita yang dijuluki Ice King? Dan siapa yang membuat kita terlambat?”
Myungsoo langsung tau
dirinyalah yang dimaksud, sebagai visual CARPEDIEM, Myungsoo memiliki wajah
tampan dan sekaligus kesan yang sangat dingin sehingga fans menjulukinya Ice
King. Kesan inilah yang membuat fans makin tergila gila dengan dirinya.
Myungsoo pun membenahi rambutnya dan mengecek sekali lagi penampilannya,
setelah itu ia pun berjalan paling depan meninggalkan teman – temannya yang
bersorak di belakang karena tidak harus menanggung malu pertama kali.
Semuanya, kecuali Sungyeol,
ia berjalan menyamai langkah Myungsoo, “ Myungsoo- yah, aku tau kau juga gugup.
Aku hanya bercanda saat bilang kaulah penyebab kita terlambat, bukan salahmu,
salah jalannya yang tadi macet.” Kata Sungyeol yang dibalas senyuman manis Myungsoo.
Meski terlihat dingin, tapi Myungsoo memiliki hati yang sangat hangat dan sifat
kekanakan yang membuatnya semakin imut. Dengan hati yang hangat tersebut ia
dengan mudah merasa bersalah dan sensitive terhadap beberapa masalah.
Sampai di depan kelas
Myungsoo menyiapkan kata – kata apa yang harus ia ucapkan, tapi sebelum niatnya
terlaksana, dosen di kelas itu malah lebih dulu menyambut kedatangan
(terlambat) mereka.
“ Omo, akhirnya idol kita
tiba juga. Masuklah, selamat datang di kelasku!” dosen wanita yang kira – kira
berumur 28 tahun itu menyambut dengan ramah.
Myungsoo kaget dengan
sambutan itu, seluruh kelas juga menjadi riuh dengan kedatangan idol di kelas
mereka. Selama dua tahun ke depan mereka akan berada satu kelas dengan mereka,
bicara langsung dengan mereka, dan bukan tidak mungkin akan berteman dekat
dengan mereka.
Melihat Myungsoo yang
tertegun di tempatnya berdiri, Sunggyu segera berjalan di depan, “ hei
sadarlah. Tetaplah berjalan seperti kau sudah tau ini akan terjadi.” Kata
Sunggyu sambil mengucapkan salam kepada dosen mereka dan minta maaf atas
keterlambatan mereka.
“ wah, kita membuat pilihan
yang tepat menempatkan Myungsoo di depan. Kalau aku yang di depan, mungkin kita
tidak boleh masuk.” Bisik Dongwoo dengan wajah cool ala idolnya.
Sementara para penghuni
kelas tercuri perhatiannya kepada kelima member grup yang sedang naik daun ini.
Para gadis mengelukan betapa mereka sangat tampan dan bercahaya bahkan tanpa
cahaya dari kamera, ada pula yang mengatakan tentang fashion mereka yang sangat
sederhana jika dibandingkan dengan idol lainnya saat datang kuliah. Sementara
para lelaki diam saja tidak mengatakan apapun dan lebih banyak memperhatikan,
atau mengagumi tepatnya. Bahkan di mata lelaki pun, member CARPEDIEM termasuk
tampan, sangat sulit menemukan grup idola yang semua membernya memiliki wajah
tampan dan rupawan. Ruang kelas saat itu seolah berubah menjadi catwalk saat
kelima idol itu berjalan menuju kursi kosong.
Member CARPEDIEM tidak mau
duduk terpisah satu sama lain, tidak di hari pertama saat mereka tidak kenal
siapa – siapa. Akhirnya mereka harus duduk di bangku nomor dua paling depan
dimana hanya ada seorang gadis yang duduk disana dan lima bangku lainnya masih
belum terisi. Perkuliahan pun dimulai, di saat ada hal yang harus dicatat,
pulpen yang dibawa Myungsoo ternyata macet. Teman – temannya tidak membawa
pulpen lebih, sementara dosen mereka terus nyerocos menyampaikan materi. Tidak
mau ketinggalan, akhirnya Myungsoo memberanikan diri untuk pinjam pulpen ke
gadis di sebelahnya.
“ ini, pakai saja.” Kata
gadis itu memberikan pulpennya sebelum Myungsoo mengatakan apa – apa.
“ oh, bagaimana kau..”
“ kau terlihat repot sekali
tadi karena pulpenmu macet dan teman – temanmu tidak ada yang bawa pulpen
lebih. Itu menganggu penglihatanku karena kau tepat di sebelahku.” Kata gadis
itu.
Myungsoo menerima pulpen
itu, dan mengangguk kepada gadis itu, “ maafkan aku.. terima kasih.”
Gadis itu tersenyum, “ aku
hanya bercanda. Mulailah mencatat, kelas ini sangat penting di tahun pertama
ini.” Myungsoo kembali berterimakasih dan terpaku melihat senyum manis gadis
itu. Sebetulnya tidak ada yang istimewa dari senyum gadis itu, tapi entah bagi
Myungsoo senyum itu membuat dirinya tertarik, dan hatinya tersentuh.
Di penghujung kelas, miss Lee,
dosen mereka menugaskan sebuah review yang harus dikerjakan secara berkelompok
oleh mahasiswa dan dikumpulkan bulan depan.
“ buatlah kelompok
berdasarkan tempat duduk kalian sekarang. Satu kelompok beranggotakan enam
orang seperti deretan bangku kalian. Kumpulkan nama kalian sekarang.”
“ Lee Ah Reum-ssi[④],
kumpulkan nama nama itu dan serahkan ke mejaku setelah ini.” Kata miss Lee
kepada gadis yang duduk di sebelah Myungsoo. Myungsoo menoleh kea rah Ah Reum
dan berkata dalam hati, ‘ ah, jadi itu namanya.’
“ baik, miss Lee.”
Setelah terkumpul semua, Ah
Reum pun mengantarkannya ke ruang dosen, disana ia sempat mengobrol sebentar.
Rupanya Ah Reum cukup dekat dengan miss Lee, dulu saat SMA miss Lee sering
menjadi juri di setiap perlombaan musikal yang ia ikuti di universitas Dongguk,
bagi miss Lee, Ah Reum adalah gadis muda yang sangat berbakat.
“ ah, Ah Reum- ssi, aku
minta maaf.”
Ah Reum bingung, “ ne?[⑤]”
“ aku membuatmu satu
kelompok dengan idol itu, aku tau hanya kau yang bisa tetap berada di akal sehatmu
dan menyelesaikan tugas kalian dengan baik hingga akhir. Aku minta maaf padamu
karena mungkin kau akan mengerjakan tugas ini sendirian, kau tau idol itu
jadwalnya sangat gila. Aku tidak minta banyak darimu, jika kau bersedia
bantulah mereka melewati kelasku. Tapi jika kau tidak mampu, maka lupakan saja
perkataanku sekarang.” Kata miss Lee yang disambut anggukan mengerti Ah Reum.
Ah Reum berjalan melewati
koridor kelas menuju halaman kampus, saat itulah ada yang memanggilnya dari
dalam ruang kelas, “ Ah Reum- ssi!!”
Ah Reum menoleh ke arah
suara itu, ia melihat Sunggyu mendongakkan kepalanya seolah memohon padanya
untuk kembali ke kelas sebentar saja. Ah Reum pun berjalan kembali ke kelas. Di
dalam kelas masih ada lima orang yang sejak tadi ternyata sibuk membicarakan
sesuatu.
“ sungguh, aku benci sekali menjadi idol dan leader dalam situasi seperti ini.
Apa benar – benar harus seperti ini? Menurutmu bagaimana ia akan menilai grup
kita setelah ini?”
“ hyung apa kau punya ide
lebih baik? Membayangkan jadwal promosi kita saja sudah membuat kepalaku
berkunang – kunang, apalagi ditambah tugas kuliah. Bukan berarti kita tidak
peduli, tapi kita benar benar tidak bisa.” Kata Sungyeol.
“ hal seperti ini tidak akan
membuat image kita jelek, percayalah, kita hanya tidak bisa ikut bekerja kelompok, bukan
membuat skandal pacaran atau semacamnya.” Tambah Hoya.
Kembali ke Ah Reum yang
datang ke kelas lagi, “ ada apa? Kalian tidak pulang? Aku pikir kalian sibuk.”
Myungsoo memandang Ah Reum
dengan tatapan senang, entah kenapa ia girang karena tidak bisa ikut kerja kelompok kali ini. Paling tidak ia bisa
melihat Ah Reum lagi hari ini.
Sementara itu Sunggyu
kebingungan merangkai kata – kata, “ hmm… begini Ah Reum-ssi, sebelumnya aku
minta maaf apabila aku terdengar sedikit, atau sangat arogan dengan berkata
seperti ini, percayalah kami betul betul ingin belajar di sini, bukan hal yang
mudah bagi kami untuk bisa diterima di sini.”
Ah Reum tersenyum mendengar
Sunggyu yang kesulitan merangkai kata – kata.
“ bicaralah dengan nyaman,
Sunggyu – ssi.” Kata Ah Reum dengan ramah dan santun.
“ ah, ya, maafkan aku.
Begini, aku ingin membicarakan masalah tugas kelompok yang tadi diberikan. Aku
tau tugas itu banyak sekali dan akan sulit bagimu untuk mengerjakannya sendiri.
Tetapi kami juga harus melakukan promosi mulai minggu depan. Aku khawatir kami
tidak akan bisa ikut kerja kelompok bersamamu. Dan kami harus meninggalkanmu
dengan tugas ini sendirian.”
Ah Reum mengerti dan
mendesah perlahan, “ ya aku paham dengan hal itu. Jika tidak keberatan, aku
ingin menyampaikan ideku untuk mengatasi masalah ini.”
“ tentu, sampaikan saja
idemu. Mungkin kami sanggup melakukannya.” Balas Dongwoo.
“ begini saja, tugas kita
ialah melakukan review terhadap tokoh tokoh terkemuka di bidang applied
music semenjak awal tahun 1900an. Apa kalian
keberatan kalau aku membagi tugas tentang tokoh yang akan kita review di tugas
kelompok nanti?”
“ oh, tentu saja! Itu ide
brilian!” kata Sungyeol.
“ tapi kau harus mengerjakan
itu semua sendiri, apa tidak apa apa untukmu?” Tanya Myungsoo, terdengar nada
merasa bersalah dalam suaranya.
Ah Reum mengangkat bahu, “
apa aku punya pilihan lain?”
“ maafkan kami, kami benar –
benar menyesal harus merepotkanmu di awal perkenalan kita sebagai teman
sekelas.” Kata Sunggyu sambil membungkukkan badan.
Ah Reum jadi merasa tidak
enak melihat Sunggyu seperti itu, bagaimanapun ia tidak bisa mengabaikan fakta
bahwa Sunggyu lebih tua 3 tahun darinya, “ tidak, jangan seperti itu Sunggyu-
ssi. Maksudku menyampaikan saran ini bukan untuk membuat kalian merasa bersalah
atau terbebani. Aku hanya mencoba mencari jalan tengah untuk kita semua, aku
berharap kita bisa memberikan kontribusi masing – masing, meski dengan cara
yang berbeda.”
“ baiklah, lalu apa yang bisa kami lakukan untuk membantu?” Tanya Hoya.
“ hmm.. aku akan membuat
daftar tokohnya hari ini, setelah itu baru aku putuskan mana yang akan kalian
cari informasinya. Bagaimana? Apa kalian baik baik saja akan hal itu?”
Sunggyu baru saja akan
menjawab ya saat hapenya berbunyi, dari manager hyung, telpon yang tidak boleh
diabaikan dalam keadaan apapun.
“ ya hyung?”
“ hei cepat turun, wartawan
sudah berkerumun di halaman depan. Kalian keluarlah lewat belakang.”
Sunggyu terlihat tidak
senang dengan keadaan ini, belum selesai satu masalah, sudah timbul masalah
lain.
“ Ah Reum ssi, apapun
rencanamu, beritahu kami nanti.” Kata Sunggyu tanpa sempat dibalas oleh Ah
Reum.
Beberapa detik kemudian Ah
Reum baru sadar bahwa ia belum tau kontak siapapun untuk memberikan pembagian
tugasnya, entah kapan mereka bisa bertemu lagi. Saat ia sadar hanya ada
Myungsoo yang masih dapat dijangkaunya, dalam keadaan apapun Myungsoo selalu
menjadi yang paling tenang, dan lambat.
“ Myungsoo- ssi!!”
“ ada apa?”
“ bolehkah aku tau siapa
yang bisa aku hubungi? Managermu pun tidak apa apa.” Kata Ah Reum sambil
memegang handphone di tangan kanannya.
“ add LINEku saja, kmxs”
kata Myungsoo sambil berjalan makin jauh. Ah Reum segera memasukkan ID yang
tidak biasa itu di akun LINEnya. Saat di add foto akun tersebut hanya berwarna
hitam, hingga Ah Reum tidak yakin apa benar itu akun Myungsoo.
Setelah terengah – engah
berlari, akhirnya mereka berlima berhasil masuk ke mobil dengan selamat tanpa
jepretan kamera dari paparazzi. Paparazzi memang selalu haus dengan kehidupan
pribadi artis. Setelah menghela nafas, Myungsoo baru sadar bahwa ia baru saja
memberikan kontaknya kepada Ah Reum, ia pun dengan semangat membuka
handphonenya. Dan benar saja, terdapat notifikasi teman baru di akun LINEnya.
ID LINE dengan nama
AhReumLEE itu berhasil membuat Myungsoo tersipu selama beberapa detik.
“ astaga! Bagaimana Ah Reum
bisa mengkontak kita?” kata Sunggyu baru sadar kalau dia tadi pergi begitu
saja.
“ ia sudah berteman denganku
di LINE, aku akan mengkontaknya.” Kata Myungsoo.
Tanpa pikir panjang Sunggyu
menyuruh Myungsoo untuk minta maaf pada Ah Reum dan memintanya untuk
mengirimkan apa saja yang bisa mereka kerjakan.
“ baiklah, Hyung.” Kata
Myungsoo tenang, padahal dalam hatinya ia senang setengah mati.
BAGIAN III
“ Ah Reum-ssi, Sunggyu Hyung
menyampaikan maafnya untukmu karena pergi begitu saja. Jangan sungkan
memberikan tugas kepada kami.” Begitu chat Myungsoo.
“ ah, jadi ini memang IDmu.
Tidak masalah, aku akan mengirimnya jam 7 malam nanti.”
Malam itu waktu berjalan
lambat untuk Myungsoo, jam 7.05, kemudian jam 7.15, hingga jam 7.30 Ah Reum
belum juga men chatnya. Sampai akhirnya handphonenya berbunyi pukul 7.33.
“ Myungsoo-ssi, bisakah aku
minta alamat email yang bisa aku kirimi kerangka review tugas kita?”
Myungsoo baru saja mau
protes kenapa Ah Reum baru menghubunginya, untung dia bisa mengendalikan
dirinya. Ia tau ia akan terdengar seperti orang gila bila melakukan itu, tapi
apa daya, itulah yang ia rasakan.
“ ah tentu. Berikan aku
IDmu, aku akan membuka emailku.”
Beberapa saat kemudian
Myungsoo sudah berada di depan laptopnya, setelah Ah Reum memberitahu pembagian
tugas mereka, Myungsoo memanfaatkan momen ini untuk menanyakan apa saja yang
bisa membuat Ah Reum tetap bisa mengobrol dengannya. Dari pembicaraan itu
akhirnya Myungsoo tau bahwa tadi Ah Reum terlambat menghubungi karena ia harus
menjalani latihan tambahan untuk pertunjukan musikalnya dua bulan lagi.
Di tengah chat mereka, Sunggyu
mengetuk pintu kamarnya dan masuk, “ Myungsoo-yah, sudah ada kabar dari Ah
Reum? Jangan terlalu lama, kita tidak punya banyak waktu.”
“ sudah hyung, biar aku saja
yang mengerjakan tugasnya. Tidak banyak kok.”
Sunggyu heran, sejak kapan
Myungsoo suka dengan pekerjaan yang berhubungan dengan research.
“ kau yakin?”
“ tentu, Hyung dan yang lain
selesaikanlah rekaman kalian, part ku sudah ku selesaikan kemarin.”
“ begitu? Baiklah, gomawo,
Myungsoo-yah..”
Tidak banyak menurut
Myungsoo adalah mencari profil lengkap 15 tokoh yang diberikan Ah Reum untuk
dibagi dengan empat member lainnya, akan tetapi Myungsoo merasa ini hanya
hambatan kecil yang harus ia hadapi demi bisa berbicara dengan Ah Reum.
Di perkuliahan selanjutnya
Myungsoo dan Hoya tidak bisa hadir karena harus datang di acara premier drama
mereka. Meski berusaha menutupi, Ah Reum sedikit kecewa karena Myungsoo tidak
hadir. Akan tetapi kekecewaan itu sedikit terbayarkan saat Myungsoo men
chatnya.
“ Ah Reum-ssi, bisakah kau
meminjamkan catatanmu nanti padaku? Memberku tidak akan mencatat sebaik dirimu
T.T”
Ah Reum tersenyum dan dengan
senang hati memberikannya, “ tentu saja, aku akan mengemailnya padamu. Semangat
dengan premiermu, Myungsoo-ssi ^^”
Di dua tempat yang berbeda,
kedua insan ini tersenyum senang, ada perasaan hangat yang menyenangkan saat
menerima pesan dari satu sama lain.
“ aigooo!!! Apa benar ada
manusia setampan dia?” ibu Ah Reum heboh di rumah saat menyaksikan acara
premier drama Love Sick yang dibintangi Myungsoo dan Hoya. Meski bukan pemeran
utama, nampaknya kehadiran mereka berdua lebih dinanti ketimbang pemeran
utamanya sendiri.
“ aku pulang..” kata Ah Reum
sambil mengganti sepatunya dengan sandal rumah.
“ ooh, kau sudah pulang? Hei
hei, bukankah mereka berdua kuliah di universitas yang sama denganmu?” Tanya ibu
Ah Reum. Ibunya ini sangat update dengan berita artis, Ah Reum sampai sering
merasa minder karena kalah update.
“ ya,” jawab Ah Reum
singkat. Menurutnya siapapun kalau sudah di dalam kelas maka statusnya adalah
murid, tidak ada yang harus dilebih – lebihkan. Maka dari itu ia biasa saja
menanggapi teman sekelasnya yang merupakan grup idola papan atas, selain itu
universitasnya juga sudah biasa dimasuki artis untuk kuliah.
“ apa kau pernah sekelas
dengan mereka?”
Sekelas? Aku bahkan satu
kelompok dengan mereka bu, ungkap Ah Reum dalam hati.
“ ya pernah, untuk satu
kelas.” Jawab Ah Reum.
“ benarkah?! Lalu bagaimana
penampilan mereka di kelas?”
“ seperti yang ibu lihat di televisi..”
“ kalau begitu apa tidak
mungkin kau berbicara dengan mereka? Lalu mendapat kontak salah satu dari
mereka? Kau pasti butuh koneksi mereka yang sangat luar biasa!!” kata ibunya
menggebu gebu.
Ah Reum hanya tersenyum
mendengar ibunya, ia tidak mau mengatakan bahwa ia punya kontak Myungsoo. Ia ingin
ini menjadi rahasia manis miliknya sendiri.
Pukul 4, Ah Reum kembali
berangkat untuk kerja part time sebagai kasir di salah satu minimarket yang
berjarak 15 menit dari rumahnya.
Sekitar jam 7 malam, seorang
lelaki berjalan ke arah kasir sambil membawa barang belanjaannya. Pria itu
mengenakan topi dan kacamata hitam dan jaket yang zippernya dibiarkan terbuka.
Pria itu memberikan barang
dan kartu kreditnya kepada Ah Reum tanpa mengatakan apapun maupun memandang Ah
Reum, Ah Reum pun tidak menanyakan apapun. Bisa jadi orang ini orang yang tidak
beres, Ah Reum ingin segera menyudahi transaksi dengan pria ini.
Namun hal itu tidak dapat
terwujud karena kartu kredit pria itu tidak bisa digunakan, setelah dicek,
ternyata kartu tersebut sudah kedaluarsa seminggu lalu, sehingga perlu diganti
dengan yang baru.
“ maaf, kartu anda harus
diganti dengan yang baru. Apa anda membawa uang cash?”
Pria yang bersembunyi di
balik topi jaketnya itu mendengus kesal, ia melihat kartunya dan melihat bahwa
kartu itu tidak lagi bisa digunakan, “ aish.. menyebalkan sekali.. kalau begitu
aku tidak jadi beli, maafkan aku.” Kata pria itu sopan.
Ah Reum tertegun mendengar
kata ‘ maafkan aku’, intonasinya sangat mengena di hatinya dan familiar sekali
di telinganya. Perlahan ia mulai mengamati pria di depannya itu, pria itu
mengenakan baju yang sama dengan yang digunakan Myungsoo saat premier tadi. Ah
Reum pun memberanikan diri menatap wajah pria itu dan benar! Itu Myungsoo.
“ Myungsoo-ssi?” sapa Ah
Reum pelan karena takut salah orang.
Pria itu pun mendongak
ogah-ogahan, bagi Ah Reum ketemu dengan Myungsoo adalah hal besar, tapi bagi
Myungsoo bertemu dengan orang yang tau siapa dirinya adalah hal yang sangat
lumrah, di saat seperti ini, ia tidak suka akan hal itu. Sangat memalukan bertemu
fans saat ia tidak bisa bayar! Tapi demi nama baik dan sopan santun, Myungsoo
pun akhirnya mendongak melihat gadis di depannya. Saat melihat siapa yang ada
di depannya ia pun reflex melepas kacamatanya untuk memastikan bahwa ia tidak
salah orang.
“ Ah Reum-ssi?!” pekik
Myungsoo sambil melepas kaca mata hitam yang bertengger di hidung mancungnya.
Ah Reum kaget setengah mati
melihat mata Myungsoo yang sangat bengkak, “ astaga! Myungsoo-ssi, ada apa
dengan matamu? Apa kau baik baik saja?”
Myungsoo pun tidak bisa lagi
menyembunyikan matanya dari Ah Reum, “ aa ini, tidak aku baik baik saja. Tadi aku
tidur sepanjang jalan kesini, beginilah mataku setelah bangun tidur, aku tau
lebih mirip orang yang habis menangis semalaman atau semacamnya.”
“ ngomong ngomong, apa kau
bekerja disini?” Ah Reum mengangguk.
“ apa kau sendirian?” Tanya Ah
Reum.
“ tidak, Hoya dan manager
Hyung ada di restoran sebelah, aku kesini untuk membeli kimbap[⑥]dan
minum saja, aku sedang tidak mood makan berat.” Ah Reum kembali mengangguk.
“ apa kau belum makan dari
tadi?” Tanya Ah Reum khawatir.
“ begitulah, aku sudah
terbiasa. Oh ya, bolehkah aku ke sebelah untuk pinjam uang sebentar?”
“ tidak perlu, biar aku yang
mentraktirmu.. kapan lagi aku bisa melakukan sesuatu untuk teman sekelasku yang
sangat terkenal ini.” Kata Ah Reum dengan manisnya.
Myungsoo keberatan, ia
merasa sangat tidak enak, “ tidak tidak, jangan seperti itu. Bagaimana bisa aku
menerima itu darimu?”
“ tidak apa – apa, aku
senang melakukannya. Malah aku akan sedih bila kau menolaknya. Makanlah, aku
kasihan padamu yang terlihat kelaparan.” Kata Ah Reum sambil menambahkan lagi
kimbap untuk Myungsoo. “ kudengar kalian berlatih sangat keras menjelang
comeback, makanlah sedikit lagi.”
Myungsoo tersenyum, ia
sangat tersentuh dengan kebaikan hati Ah Reum dan pengertiannya pada
keadaannya.
“ terima kasih banyak Ah
Reum-ssi. Aku akan makan dengan baik. Apa boleh aku makan disini? Bersamamu?”
Kau pasti sudah gila Kim
Myungsoo!! Batin Myungsoo dalam hati, sejak kapan ia blak blakan begini pada
gadis? Tapi kata itu keluar begitu saja dari mulutnya.
Ah Reum mengangguk antusias,
bukan hanya Myungsoo yang ingin, ia pun tidak kalah pinginnya. Myungsoo menelpon
seseorang untuk memberitahu keadaannya.
“ Hoya-yah, aku di
minimarket sebelah untuk makan, aku akan langsung ke mobil kalau sudah selesai.”
“ sejak kapan kau makan
sendirian? Di minimarket lagi, kau tidak takut dikerubungi fans?”
“ aku tidak sendiri, ada Ah
Reum disini.”
“ ah begitu, baiklah kalau
begitu.” Hoya berpikir sejenak setelah mendengar kata Ah Reum. “ hei, kau yakin
tidak ada paparazzi kan?”
Myungsoo melihat ke
sekeliling dan mengangguk yakin, “ ya aku yakin..” setelah menelpon Hoya,
Myungsoo pun ngobrol dengan Ah Reum sambil menghabiskan kimbapnya.
“ apa kau mau tambah lagi? Jangan
sungkan padaku.”
Myungsoo menggeleng, “
tidak, terima kasih. Aku harus menjaga berat badanku menjelang waktu krusial
seperti sekarang.”
Ah Reum mengerti, “ ah
begitu, kau bahkan diet lebih ketat dariku. Apa seberat itu keadaan yang harus
kalian alami menjelang comeback?”
“ begitulah, ini sudah tahun
keempat kami. Tahun terberat tentu tahun pertama hingga aku sempat berpikir apa
aku keluar saja. Kau bisa sangat tertekan memiliki leader seperti Sunggyu
hyung, dan main dancer seperti Hoya.”
“ benarkah? Aku lihat mereka
orang yang sangat baik..”
“ ya, mereka sangat baik,
aku berkata demikian bukan karena aku membenci mereka, aku menyayangi semua
memberku. Tapi kau tau, dalam kelompok selalu ada yang terlihat paling menonjol
dan memperlihatkan ambisinya, itu tidak masalah, karena toh memang bagus buat
kami. Tapi yang melelahkan adalah menyesuaikan ritme mereka.”
Ah Reum masih menyimak.
“ Sunggyu Hyung tidak akan
membiarkanmu kemanapun sebelum kau menyelesaikan latihanmu selama 16 jam dalam
sehari, jangan coba membangkang, ia sangat mengerikan kalau marah. Dan Hoya,
wah bagaimana aku menggambarkan anak itu, aku tidak yakin kau tau, tapi
CARPEDIEM memiliki ciri gerakan yang tepat dan tajam, dan menurut survey,
gerakan kami sangat sulit untuk di pelajari oleh grup lain baik di kalangan professional
maupun pemula. Hoya punya andil besar dalam menciptakan image itu, ia anti
terhadap gerakan yang mudah dan sepele. Untuk itu, kami harus rela latihan
berjam- jam demi memantapkan satu gerakan, ia seolah tidak puas sebelum lutut
kami membiru. Kadang aku berpikir dia itu psikopat.” Papar Myungsoo diakhiri
dengan tawa.
Ah Reum ikut tertawa melihat
tawa Myungsoo yang meledak tadi, “ Myungsoo-ssi, melihatmu begini, aku jadi
bingung siapa sosok di televisi itu. Kau banyak omong sekali ya ternyata, tau
begini aku tidak perlu canggung bicara padamu sejak awal.”
“ tidak tidak, aku tidak
banyak bicara ke semua orang. Hanya orang yang membuatku nyaman yang bisa
membuat kata – kata keluar banyak dari mulutku.” Kata Myungsoo sambil meneguk
minumannya.
Ah Reum tertegun mendengar
hal itu, entah disadari oleh Myungsoo atau tidak, tapi hatinya sangat berbunga
bunga saat ini, ‘ apa dia baru saja mengatakan bahwa aku membuatnya nyaman?’
tanyanya dalam hati.
“ oh ya, jadi kau kerja
disini? Setiap hari?” Tanya Myungsoo.
Ah Reum menggeleng, “ tidak,
hanya hari ini sampai kamis saja. Aku harus latihan musical juga.”
“ apa kau harus bekerja part
time seperti ini? Maksudku kegiatanmu cukup banyak, apa tidak membuatmu
kelelahan tiap hari?”
“ tanyakan pada dirimu
sendiri, mendengar ceritamu tentang jam latihan CARPEDIEM saja membuatku mual. Apa
yang aku lakukan tidak seberapa. Aku kerja part time untuk membeli peralatan
musikalku, aku tidak ingin membebani orang tuaku lagi. Memang sedikit
melelahkan, tapi tidak apa, aku bisa mengatasinya.”
Myungsoo mengangguk
mengerti, “ tapi tetap saja kau sendiri disini, tidakkah kau takut kalau ada
pelanggan nakal yang menggodamu?”
Ah Reum tertawa, ia ingat
tadi dia takut juga pada Myungsoo yang serba hitam. Myungsoo minta maaf dan
minta Ah Reum menjaga dirinya dengan baik, setelah selesai makan Myungsoo pamit
dari sana.